Pages - Menu

15 Oktober 2012

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEARCH)


Segala upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam kerangka peningkatan kualitas pendidikan merupakan salah satu fokus didalam pembangunan pendidian berkualitas. Pendidikan berkualitas merupakan titian kearah melahirkan insan cerdas dan kompetitif. Insan cerdas dan kompetitf hanya akan dicapai, jika pendidkan kita dikelola secara baik oleh guru/pendidik yang memenuhi standar kompetensi dan profesional.
Pemacahan masalah itu sepatutnya berlandaskan kepada suatu pendekatan yang bersifat ilmiah melalui penelitian atau riset pendidikan yang dilakukan oleh para guru secra langsung berhadapan dengan masalah-masaalah pembelajaran di sekolah. Dengan penelitian tindakan kelas akan diperoleh kemanfaatan berupa perbaiakan praksis, yang meliputi penanggulanagan berbagai permasalahan belajar yang dialami siswa baik yang diajar oleh guru sebagai pelaku PTK maupun siswa lain pada umumnya, seperti kesalahan kesalahan konsep dalam mata pelajaran, kesulitan kesulitan yang dialami para guru termasuk para guru baru, dan sebagainya. Terlebih-lebih lagi jika perbaikan praksis terseut dapat terjadi secara berkesinambungan karena cendeung terprakasai ”dari dalam diri sendiri” atau an inquiry of practice from within” bukan karena diintruksikan dari luar.

Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu jenis penelitian yang dilakukan oleh guru untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelasnya. Menurut Suharsimi (2002) bahwa PTK merupakan paparan gabungan definisi dari tiga kata ”penelitian, tindakan, dan kelas. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat bagi peneliti atau orang-orang yang berkepentingan dalam rangka peningkatan kualitas diberbagai bidang. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam pelaksanaannya berbentuk rangkaian periode / siklus kegiatan. Sedangkan kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama dan tempat yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru yang sama. Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action Research yaitu suatu Action Research (penelitian tindakan) yang dilakukan di kelas.
Penelitian tindakan kelas berbeda dengan penelitian kelas. penelitian tindakan kelas dilakukan oleh guru kelas tersebut, sedang penelitian kelas dilakukan oleh orang luar.  berarti semua orang dapat melakukan penelitian kelas, sedang penelitian tindakan kelas hanya dilakkan oleh guru kelas tersebut. dalam penelitian tindakan kelas bisa saja orang luar berperan sebagai peneliti, tetapi perannya hanyalah sebatas membantu  penelitian guru kelas. Di dalam penelitian tindakan kelas terutama dirasakan oleh guru yang bersangkutan. Permasalahan itu biasanya timbul akibat kegiatan refleksi yang dilakukan oleh guru tersebut.  Hal itu berbeda dengan penelitian kelas non PTK. di dalam penelitian kelas non PTK masalah justru dirasakan oleh orang luar, bukan guru yang bersangkutan.
Berdasarkan keterangan diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran di kelas, sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.

Tujuan PTK
Adapun yang menjadi tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah sebagai berikut :
1. Melakukan perbaikan dan peningkatan layanan profesional Guru dalam menangani proses pembelajaran. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan melakukan refleksi untuk mendiagnosis kondisi, kemudian mencoba secara sistematis berbagai model pembelajaran alternatif yang diyakini secara teoretis dan praktis dapat memecahkan masalah pembelajaran. Dengan kata lain, guru melakukan perencanaan, melaksanakan tindakan, melakukan evaluasi, dan refleksi.
2. Melakukan pengembangan keterampilan Guru yang bertolak dari kebutuhan untuk menanggulangi berbagai persoalan aktual yang dihadapinya terkait dengan pembelajaran. Tujuan ini dilandasi oleh tiga hal penting, (1) kebutuhan pelaksanaan tumbuh dari Guru sendiri, bukan karena ditugaskan oleh kepala sekolah, (2) proses latihan terjadi secara hand-on dan mind-on, tidak dalam situasi artifisial, (3) produknyas adalah sebuah nilai, karena keilmiahan segi pelaksanaan akan didukung oleh lingkungan.
3.  Menumbuh kembangkan budaya meneliti di kalangan Guru.

Karakteristik PTK
Beberapa pakar mengemukakan karakteristik penelitian tindakan kelas sebagai berikut :
1.   Didasarkan atas masalah yang dihadapi guru dalam pembelajaran;
2.   Dilakukan secara kolaboratif melalui kerja sama dengan pihak lain;
3.   Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi;
4.   Bertujuan memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran;
5.   Dilaksanakan dalam rangkaian langkah yang terdiri dari beberapa siklus;
6.  Yang diteliti adalah tindakan yang dilakukan, meliputi efektifitas metode, teknik, atau proses pembelajaran (termasuk perencanaan, pelaksanaan dan penilaian);
7.  Tindakan yang dilakukan adalah tindakan yang diberikan oleh guru kepada peserta didik.
Pakar yang lain menyebutkan ada enam karakteristik penelitian tindakan kelas (Winter: 1996), yaitu :
1. Kritik refleksi, yaitu adanya refleksi yang bersifat evaluasi pelaksanaan pembelajaran;
2. Kritik dialektis, yaitu adanya pandangan kritis dan obyektif terhadap kelemahan atau hambatan dalam pelaksanaan;
3. Kolaboratif, yaitu adanya kerjasama dengan pihak lain untuk mengamati atau sumber data atas masalah yang dihadapi dalam pembelajaran;
4.  Resiko, berarti peneliti atau guru sendiri harus berani mengambil resiko bahwa hipotesisnya meleset atau beresiko untuk melakukan perubahan yang bersifat perbaikan;
5. Susunan jamak, yaitu bersifat reflektif, dialektis, partisipatif dan kolaboratif; dan
6. Intenalisasi teori dan praktik, artinya teori dan praktik bukanlah hal yang terpisah, tetapi hanya merupakan satu hal yang memiliki tahapan berbeda, yang saling bergantung satu sama lain, dengan demikian pengembangan teori akan berakibat pada praktik demikian juga pengembangan praktik yang berdampak pada teori.

Prinsip-prinsip PTK
Agar peneliti memperoleh informasi atau kejelasan tetapi tidak menyalahi kaidah yang ditentukan, perlu kiranya dipahami bersama prinsip-prinsip yang harus dipenuhi apabila sedang melakukan penelitian tindakan kelas.
Secara umum prinsip-prinsip tersebut adalah :
1. Tidak mengganggu komitmen guru sebagai pengajar;
2.  Metode pengumpulan data tidak menuntut waktu yang berlebihan;
3. Metodologi yang digunakan harus reliable sehingga memungkinkan guru mengidentifikasi serta merumuskan hipotesis secara meyakinkan;
4.  Masalah berawal dari kondisi nyata di kelas yang dihadapi guru;
5. Dalam penyelenggaraan penelitian, guru harus memperhatikan etika profesionalitas guru;
6. Meskipun yang dilakukan adalah di kelas, tetapi harus dilihat dalam konteks sekolah secara menyeluruh;
7.  Tidak mengenal populasi dan sampel;
8.  Tidak mengenal kelompok eksperimen dan control; dan
9.  Tidak untuk digeneralisasikan.

Jenis-jenis PTK
Terdapat empat jenis Penelitian Tindakan Kelas, yaitu :
1.  Jenis Diagnostik, maksudnya penelitian dilakukan untuk menuntun peneliti ke arah suatu tindakan karena suatu masalah yang terjadi, misalnya adanya konflik antar siswa di kelas, adanya pertengkaran di antara siswa dan sejenisnya.
2. Jenis Partisipan, maksudnya penelitian dilakukan dengan keterlibatan langsung peneliti dari awal sampai akhir proses.
3.   Jenis Empirik, maksudnya penelitian dilakukan dengan cara merencanakan, mencatat pelaksanaan dan mengevaluasi pelaksanaan dari luar arena kelas, jadi dalam penelitian jenis ini peneliti harus berkolaborasi dengan guru yang melaksanakan tindakan di kelas.
4. Jenis Eksperimental, maksudnya penelitian dilakukan sebagai upaya menerapkan berbagai teknik, metode atau strategi dalam pembelajaran secara efektif dan efisien.

Model-model PTK
Sebagai salah satu penelitian yang dimaksudkan untuk mengatasi suatu permasalahan yang terdapat di dalam kelas, menyebabkan terdapatnya beberapa model atau design yang dapat diterapkan. Model-model tersebut antara lain :
1. Model Kurt Lewin
PTK pertama kali diperkenalkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1946. konsep inti PTK yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin ialah bahwa dalam satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitu:
*  Perencanaan (planning),
*  Aksi atau tindakan (action),
*  Observasi (observing), dan
*  Refleksi (reflecting).
Sementara itu, empat langkah dalam satu siklus yang dikemukakan oleh Kurt Lewin tersebut oleh Ernest T. Stringer dielaborasi lagi menjadi :
*  Perencanaan (planning),
*  Pelaksanaan (implementing), dan
*  Penilaian (evaluating).
2.   Model Kemmis dan Mc. Taggar
Model yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc. Taggart tidak terlalu berbeda dengan model Kurt Lewin. Dikatakan demikian karena di dalam satu siklus atau piutaran terdiri atas empat komponen seperti yang dilaksanakan Lewin. Keempat komponen tersebut adalah :
*  Perencanaan (planning),
*  Tindakan (action)
*  Observasi (observation), dan
*  Refleksi (reflection).
Sesudah satu siklus selesai diimplementasikan, khususnya sesudah ada refleksi, diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri. Demikian seterusnya atau dengan beberapa kali siklus. Kemmis dan Taggart telah melakukan penelitian tindakan kelas, mengenai proses inkuari pada pelajaran sains. Ia memfokuskan pada strategi bertanya kepada siswa.
3. Model John Elliot
Apabila dibandingkan dua model yang sudah diutarakan di atas, yaitu Model Kurt Lewin dan Kemmis-McTaggart, PTK Model John Elliot ini tampak lebih detail dan rinci. Dikatakan demikian, oleh karena di dalam setiap siklus dimungkinkan terdiri dari beberapa aksi yaitu antara 3-5 aksi (tindakan). Sementara itu, setiap aksi kemungkinan terdiri dari beberapa langkah, yang terealisasi dalam bentuk kegiatan belajar-mengajar. Maksud disusunnya secara terinci pada PTK Model John Elliot ini, supaya terdapat kelancaran yang lebih tinggi antara taraf-taraf di dalam pelaksanan aksi atau proses belajar-mengajar. Selanjutnya, dijelaskan pula olehnya bahwa terincinya setiap aksi atau tindakan sehingga menjadi beberapa langkah oleh karena suatu pelajaran terdiri dari beberapa subpokok bahasan atau materi pelajaran. Di dalam kenyataan praktik di lapangan setiap pokok bahasan biasanya tidak akan dapat diselesaikan dalam satu langkah, tetapi akan diselesaikan dalam beberapa rupa itulah yang menyebabkan John Elliot menyusun model PTK yang berbeda secara skematis dengan kedua model sebelumnya.
4. Model Dave Ebbutt
Sesudah Dave Ebbutt mempelajari model-model PTK yang dikemukakan para ahli PTK sebelumnya, dia berpendapat bahwa model-model PTK yang ada seperti yang diperkenalkan oleh John Elliot, Kemmis dan Mc Taggart, dan sebagainya dipandang sudah cukup bagus. Akan tetapi, tetapi dalam model-model tersebut masih ada beberapa hal atau bagian yang belum tepat sehingga masih perlu dibenahi. Pada dasarnya Ebbutt setuju dengan gagasan-gagasan yang diutarakan oleh Kemmis dan Elliot tetapi tidak setuju mengenai beberapa interprestasi Elliot mengenai karya Kemmis. Selanjutnya dikatakan pula olehnya tentang pandangan Ebbutt yang mengatakan bahwa bentuk spiral yang dilakukan oleh Kemmis dan Mc Taggart bukan merupakan cara baik untuk menggambarkan proses aksi refleksi (action reflection). Karena Dave Ebbutt merasa tidak puas dengan adanya model-model PTK yang hadir sebelumnya, kemudian dia memperkenalkan model PTK yang disusunnya sendiri.

Teknik Pengumpulan Data
Di dalam kegiatan penelitian, cara memperoleh data ini dikenal sebagai metode pengumpulan data. Metode pengumpulan data yang lazim dilakukan dalam penelitian tindakan kelas adalah metode observasi, wawancara, kuesioner, dokumentasi dan tes, yang kesemuanya merupakan sebagian dari metode pengumpulan data.
Seringkali orang mengartikan observasi sebagai suatu aktivitas yang sempit, yakni memperhatikan sesuatu dengan mengunakan mata. Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera. Jadi mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap. Apa yang dikatakan ini sebenarnya adalah pengamatan langsung. Di dalam artian penelitian, observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara.

Variabel dan Hipotesis
Beberapa pakar mengatakan bahwa dalam penelitian tindakan kelas hanya dikenal adanya variabel tunggal, yaitu variabel tindakan. Namun beberapa pakar lain menyebutkan bahwa terdapat dua variabel, yaitu variabel tindakan dan variabel masalah, karena tindakan yang dilakukan adalah untuk memecahkan masalah. Dalam judul penelitian "Penerapan Metode Proyek untuk Meningkatkan Aktifitas Siswa dalam Pembelajaran Bahasa Inggris pada Kelas XI SMA Negeri 1 Banda Aceh Tahun Ajaran 2012/2013", maka variabel tindakannya adalah "Penerapan Metode Proyek", sedangkan variabel masalahnya adalah "Aktifitas Siswa". Beberapa pakar juga menyebutkan bahwa dalam penelitian tindakan kelas tidak diperlukan adanya hipotesis karena tidak ada yang harus dibuktikan, tetapi karena penelitian tindakan pada hakekatnya mirip penelitian eksperimen tanpa kelompok kontrol, maka bisa juga dirumuskan Hipotesis Tindakan. Sesuai contoh judul di atas maka bunyi Hipotesis Tindakan adalah : "Penerapan metode proyek dapat meningkatkan aktifitas siswa pada pembelajaran Bahasa Inggris kelas XI SMA Negeri 1 Banda Aceh Tahun Ajaran 2012/2013".

Indikator Keberhasilan
Untuk mengetahui apakah sebuah peneltian tindakan berhasil mencapai tujuannya perlu dituliskan Indikator Keberhasilan. Dengan indikator keberhasilan maka seorang peneliti dapat mengukur apakah penerapan tindakannya sudah tepat atau belum. Selain indikator keberhasilan maka juga perlu dibuat Indikator Proses. Indikator proses harus berisi langkah-langkah pokok tindakan untuk mencapai keberhasilan yang telah digariskan dalam indikator keberhasilan.

Persyaratan PTK
Menurut Sulipan, agar memperoleh informasi atau kejelasan tetapi tidak menyalahi kaidah yang ditentukan, peneliti perlu memahami dan memenuhi tujuh persyaratan berikut apabila sedang melakukan penelitian tindakan kelas, sebagai berikut :
1.  PTK dilakukan tanpa mengubah situasi yang biasa terjadi. Jika penelitian dilakukan dalam situasi yang berbeda dari biasanya, maka hasilnya mungkin berbeda jika dilaksanakan lagi dalam situasi aslinya. Oleh karena itu penelitian tindakan tidak perlu mengadakan waktu khusus untuk diamati, jadi harus dibiarkan apa adanya namun yang berbeda adalah adanya tindakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
2. PTK yang dilakukan berkaitan dengan tugas peneliti sebagai guru atau kepala sekolah. Jadi tindakan yang dilakukan merupakan tindakan nyata yang dilakukan dalam tugasnya sehari-hari dan secara empirik memang terjadi di lapangan.
3. PTK merupakan sebuah upaya untuk meningkatkan mutu sesuatu yang sudah ada dan biasa menjadi lebih baik; atau merupakan sebuah upaya untuk memecahkan masalah yang terjadi di kelas atau di sekolahnya.
4.  PTK dilakukan bukan karena ada paksaan atau permintaan dari pihak lain, tetapi atas dasar sukarela, karena mengharapkan hasil yang lebih baik.
5. PTK dilakukan secara sistemik (terencana, terarah, dan teratur berdasarkan sebuah mekanisme tertentu). Jadi, jika peneliti mengupayakan cara mengajar yang baru, dia juga harus memikirkan tentang langkah-langkahnya, bahan ajarnya, sarana pendukung dan hal-hal yang terkait dengan cara baru tersebut. Jika kepala sekolah akan melakukan upaya manajemen yang baru maka harus dipersiapkan prosedurnya, kebijakan pendukungnya serta sosialisasi implementasinya.
6. PTK harus dapat menunjukkan bahwa tindakan yang diberikan kepada siswa memang berbeda dari apa yang sudah biasa dilakukan. karena yang biasa sudah jelas menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Oleh karena itu guru melakukan tindakan yang diperkirakan dapat memberikan hasil yang lebih baik.
7. PTK berpusat pada proses, bukan hanya pada hasil. PTK merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru atau peneliti untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil dengan mengubah cara, metode, pendekatan atau strategi yang berbeda dari biasanya.
Selain itu, PTK memerlukan berbagai kondisi agar dapat berlangsung dengan baik dan melembaga. Kondisi tersebut antara lain dukungan dari berbagai pihak di sekolah, iklim yang terbuka yang memberikan kebebasan kepada guru untuk berinovasi, berdiskusi, berkolaborasi, dan saling mempercayai di antara pihak sekolah, dan saling percaya antara guru dengan siswa.

Sasaran PTK
Hal-hal yang dapat diamati sehubungan dengan setiap unsur pembelajaran tersebut antara lain adalah sebagaimana disajikan dalam bagian berikut. Sesuai dengan prinsip bahwa ada tindakan dirancang sebelumnya maka objek penelitian tindakan kelas harus merupakan sesuatu yang aktif dan dapat dikenai aktivitas, bukan objek yang sedang diam dan tanpa gerak.
1. Unsur siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa yang bersangkutan sedang asyik mengikuti proses pembelajaran di kelas/lapangan/ laboratorium atau bengkel, maupun ketika sedang asyik mengerjakan pekerjaan rumah di dalam hati, atau ketika mereka sedang mengikuti kerja bhakti di luar sekolah.
2. Unsur guru, dapat dicermati ketika yang bersangkutan sedang mengajar di kelas, sedang membimbing siswa-siswa yang sedang berdarmawisata., atau ketika guru sedang mengadakan kunjungan ke rumah siswa.
3. Unsur materi pelajaran, dapat dicermati urutan matri tersebut ketika disajikan kepada siswa, meliputi pengorganisasiannya, cara penyajiannya, atau pengaturannya.
4. Unsur peralatan atau sarana pendidikan, meliputi peralatan, baik yang dimiliki oleh siswa secara perorangan, peralatan yang disediakan oleh sekolah, ataupun peralatan yang disediakan dan digunakan di kelas.
5.  Unsur hasil pembelajaran, yang ditinjau dari tiga ranah yang dijadikan titik tujuan yang harus di capai melalui pembelajaran, baik susunan maupun tingkat pencapaian. Oleh karena hasil belajar merupakan produk yang harus ditingkatkan, pasti terkait dengan tindakan unsur lain.
6. Unsur lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas, sekolah, maupun yang melingkungi siswa dirumahnya. Informasi tentang lingkungan ini dikaji bukan untuk dilakukan camput tangan, tetapi digunakan sebagai pertimbangan dan bahan untuk pembahasan.
7. Unsur pengelolaan, yang jelas-jelas merupakan gerak kegiatan sehingga mudah diatur dan direkayasa dalam bentuk tindakan. Yang digolongkan sebagai kegiatan pengelolaan misalnya cara mengelompokkan siswa ketika guru memberikan tugas, pengaturan urutan jadwal, pengaturan, tempat duduk siswa, penempatan papan tulis, penataan peralatan milik siswa dan sebagainya.

Persiapan dan Pelaksanaan PTK
Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas, perjelas lebih dulu latar belakang masalah, rumusan masalah dan tujuan penelitian. Yang perlu dilakukan adalah adanya kesinkronan antara masal`ah dan tujuan penelitian. Karena tujuan penelitian adalah memecahkan masalah maka apabila rumusan masalah berbunyi : "Apakah penerapan metode pemberian tugas proyek dalam pembelajaran mampu meningkatkan aktifitas siswa pada pembelajaran Bahasa Inggris kelas XI SMA Negeri 1 Banda Aceh Tahun Ajaran 2012/2013?", maka tujuan penelitian yang sesuai adalah :"Untuk mengetahui keberhasilan penerapan metode pemberian tugas proyek dalam pembelajaran guna meningkatkan aktifitas siswa pada pembelajaran Bahasa Inggris kelas XI SMA Negeri 1 Banda Aceh Tahun Ajaran 2012/2013".
Setelah jelas masalah dan tujuannya maka ditentukan Indikator Keberhasilan penerapan Metode Pemberian Tugas Proyek, yang selanjutnya juga dibuat Indikator Proses dan Urutan Kegiatan sesuai tabel kisi-kisi di atas. Urutan kegiatan itulah yang dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Berdasarkan urutan kegiatan tersebut dapat ditentukan instrumen yang diperlukan yakni berupa lembar pengematan (untuk mengamati tingkah laku siswa, guru, dan penggunaan sarana pembelajaran). Apabila dirasakan perlu mengorek keterangan lebih jauh maka dapat disiapkan pedoman wawancara atau bahkan disiapkan angket bagi siswa sekolah menengah (bagi siswa SD tentunya tidak cocok bila menggunakan angket).
Setelah instrumen penelitian disiapkan maka disiapkan segala keperluan yang akan digunakan dalam pembelajaran, misalnya lembar materi, lembar tes, alat peraga dan sebagainya. Apabila sudah siap maka dimulailah penerapan tindakan dalam kelas yang diajar oleh guru. Penerapan tindakan mungkin saja dilakukan dalam beberapa kali tatap muka. Setiap kali tatap muka maka sekaligus dilakukan pengamatan oleh rekan mitra kerja atau oleh guru sendiri. Selesai satu tindakan, selanjutnya guru melakukan refleksi pelaksanaan pembelajaran atas dasar pengamatan yang sudah dilakukan. Dalam hal ini guru mengkaji isi lembar observasi, hasil tes, catatan lapangan, atau hasil angket bila ada. Yang perlu diingat adalah, sejauh mana penerapan tindakan tersebut telah mencapai keberhasilan sebagaimana ditunjukkan dalam Indikator Keberhasilan dan sejauh mana prosesnya telah sesuai dengan Indikator Proses yang direncanakan.
Dari hasil refleksi yang berupa evaluasi pelaksanaan pembelajaran ini maka guru merencanakan tindakan lanjutan yang berupa perbaikan atas kekurangan yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan pemberian tindakan yang telah direncanakan. Demikian seterusnya proses berjalan siklus demi siklus sampai dirasakan bahwa tindakan yang diterapkan telah berhasil meningkatkan mutu pembelajaran.

Hasil Penelitian dan Pembahasan PTK
Dalam sebuah laporan penelitian, maka bagian yang memaparkan tentang hasil penelitian merupakan inti dari laporan tersebut. Untuk itu dalam penelitian tindakan kelas bagian tersebut harus menjadi perhatian utama karena sederet apapun latar belakang masalah, berbaris-baris landasan teori dan uraian metodologi penelitian, tidak akan ada artinya tanpa paparan hasil penelitian yang kemudian dibahas atau dianalisis untuk selanjutnya disimpulan, Dalam paparan hasil penelitian, pertama kali harus diuraikan tentang latar penelitian yang meiputi di mana dan kapan penelitian dilakukan, sehingga pembaca dibawa ke suasana di mana penelitian dilakukan. Kalau perlu bagian ini dilengkapi dengan foto sekolah dan kelas di mana penelitian di lakukan. Kemudian laporkan langkah-langkah demi langkah yang dilakukan tiap siklus mulai dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, bagaimana pengamatan dilakukan dan hasil refleksi yang telah dilakukan.
Urutan kegiatan sebagaimana telah dituliskan dalam tabel kisi-kisi indikator proses harus diuraikan sehingga jelas apa tindakannya dan bagaimana tindakan itu dilakukan. Dengan berdasarkan refleksi siklus pertama, maka harus jelas pula upaya apa yang dilakukan untuk memperbaiki tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus ke dua dan seterusnya. Jadi harus jelas perbedaan urutan kegiatan pada siklus pertama dan kedua sebagai wujud "perbaikan tindakan pertama", kalau perlu uraikan keunggulan dari tindakan yang dilakukan pada siklus kedua dibandingkan dengan tindakan pada siklus pertama.

Laporan PTK
Selanjutnya apabila guru pelaksana penelitian tindakan kelas sudah merasa puas dengan siklus-siklus itu, tentu saja langkah berikutnya tidak lain adalah menyusun laporan kegiatannya. Proses penyusunan laporan ini tidak akan dirasakan sulit apabila sejak awal guru sudah disiplin mencatat apa saja yang sudah ia lakukan.
Membuat karya tulis ilmiah laporan penelitian sebetulnya akan jauh lebih mudah dibandingkan dengan menulis artikel, karena lahan tulisan akan sudah dipenuhi dengan penjelasan tentang alasan, tujuan, manfaat dan isi penelitian, kemudian cerita tentang tindakan dengan siklus-siklusnya. Pada akhir tulisan tinggal disampaikan hasil penelitian, yaitu keberhasilan yang diperoleh dan hambatan atau kesulitan dalam pelaksanaan, ditutup dengan rekomendasi atau saran.
Sistematika laporan penelitian tidak jauh berbeda dengan laporan penelitian yang lain. Satu hal yang sangat dicermati oleh penilai adalah bagaimana siklus dilaksanakan, dan penjelasan tentang proses yang berlangsung. Kesalahan umum yang terjadi, guru hanya menyebutkan sangat sedikit tentang tindakan yang dilakukan, dan langsung menunjukkan data yang dikumpulkan melalui tes. Hasil tes antar siklus dibandingkan dengan atau tanpa rumus, kemudian disimpulkan. Dalam penelitian tindakan ini guru tidak diharuskan menonjolkan analisis data, tetapi seperti sudah dikemukakan di depan, sangat menekankan proses.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar