Radang (bahasa Inggris: inflammation) adalah rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat
jaringan yang mengalami cedera, seperti karena terbakar, atau terinfeksi. Radang atau
inflamasi adalah satu dari respon utama sistem
kekebalan terhadap infeksi dan iritasi. Inflamasi
distimulasi oleh faktor kimia (histamin, bradikinin, serotonin,
leukotrien, dan prostaglandin)
yang dilepaskan oleh sel yang berperan sebagai mediator radang di dalam sistem
kekebalan untuk melindungi jaringan sekitar dari penyebaran infeksi.
Radang mempunyai tiga peran penting dalam perlawanan terhadap infeksi :
- memungkinkan penambahan molekul dan sel efektor ke lokasi infeksi untuk meningkatkan performa makrofaga
- menyediakan rintangan untuk mencegah penyebaran infeksi
- mencetuskan proses perbaikan untuk jaringan yang rusak.
Konsep Dasar
Amandel (tonsil) adalah tumpukan lapisan seperti tisu yang terletak pada
sisi kerongkongan bagian belakang. Amandel merupakan bagian dari sistem
kekebalan tubuh, yang didesain untuk melindungi kita dengan menjebak bakteri
atau virus yang berusaha masuk ke tubuh kita melalui mulut. Namun, infeksi yang
terjadi terkadang sangat sering terjadi sehingga amandel tak sanggup
menghadapinya. Celakanya, perlawanan yang dilakukan oleh amandel justru
menginfeksi dirinya sendiri, hal ini yang disebut radang amandel.
Radang amandel biasanya disebabkan oleh virus yang juga penyebab sakit
flu biasa. Bisa juga disebabkan oleh bakteri tertentu. Sebagai contoh, strep
throat, sejenis infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang disebut streptokokus.
Klasifikasi Radang Amandel (Tonsil)
Klasifikasi tonsillitis ini ada 6 klasifikasi :
1. Tonsilitis akut dengan gejala tonsil membengkak dan
hiperemis permukaan nya yang diliputi eksudat (nanah) berwarna putih kekuning-
kuningan.
2. Tonsilitis folikularis dengan gejala tonsil membengkak
dan hiperemis dengan permukaannya berbentuk bercak putih yang mengisi kripti
tonsil yang disebut detritus. Detritus ini terdiri dari leukosit, epitel yang
terlepas akibat peradangan, dan sisa-sisa makanan yang tersangkut.
3. Tonsilitis lakunaris dengan gejala bercak yang
berdekatan, bersatu dan mengisis lakuna (lekuk-lekuk) permukaan tonsil.
4. Tonsilitis membranosa dengan gejala eksudat yang
menutupi permukaan tonsil yang membengkak tersebut meluas menyerupai membran.
Membran ini biasanya mudah diangkat atau di buang dan berwarna putih kekuning-
kuningan.
5. Infiltrat peritonsiler dengan gejala perkembangan
lanjut dari tonsiitis akut. Perkembangan ini sampai ke palatum mole
(langit-langit), tonsil menjadi terdorong ke tengah, rasa nyeri yang sangat
hebat , air liur pun tidak bisa di telan. Apabila dilakukan aspirasi
(penyedotan dengan spuit/ suntikan) di tempat pembengkakan di dekat palatum
mole (langit- langit) akan keluar darah.
6. Abses peritonsil dengan gejala perkembangan lanjut dari
infiltrat peritonsili. Dan gejala klinis sama dengan infiltrat perintonsiler.
Apabila dilakukan aspirasi (penyedotan dengan spuit/ suntikan) di tempat
pembengkakan di dekat palatum mole ( langit- langit) akan keluar nanah.
Klasifikasi yang terakhir mungkin sudah dalam tahap kronis dan harus
segera dilakukan pengangkatan tonsil. Penyebab tonsilitis ini karena adanya
bakteri-bakteri seperti streptokokus hemolitikus grup A, pneumokokus,
stafilokokus, haemofilus influenza.
Tanda dan
Gejala Radang Amandel
Jika kita memiliki
amandel yang sehat, kita mungkin tak menyadari mempunyai amandel meski melihat
bagian belakang kerongkongan dengan kaca. Amandel menjadi lebih mudah dilihat
saat seseorang mengalami radang amandel karena akan membengkak dan berwarna
merah.
Berikut beberapa
tanda-tanda radang amandel:
1. Sakit pada kerongkongan dan mudah
berubah menjadi parah.
2. Membengkaknya amandel.
3. Membengkaknya kelenjar di leher.
4. Amandel berubah menjadi merah.
5. Berubahnya suara.
6. Titik putih pada amandel.
7. Demam.
8. Sulit menelan.
Jika mengalami
tanda-tanda seperti di atas alangkah baiknya segera menemui dokter. Apa yang
akan dilakukan dokter? Dokter akan bertanya pada kita tentang tanda-tanda dan
memeriksa kerongkongan serta leher kita. Jika dokter berpikir kita terserang
radang amandel, dia akan menggunakan sejenis tongkat kecil halus untuk mengorek
sedikit cairan sampel yang ada pada amandel kita dan juga kerongkongan bagian
belakang. Sampel itu kemudian diuji apakah bakteri penyebab amandel ada di
dalam cairan itu. Tes dilakukan dengan cepat dan mudah dan kemudian dokter akan
memberitahu kita apakah kita membutuhkan perawatan untuk membuatnya lebih baik.
Penyebab
Radang Amandel
Saat bakteri dan virus
memasuki tubuh melalui hidung atau mulut kita, amandel berperan sebagai filter menyelimuti
organisme yang berbahaya tersebut dengan sel-sel darah putih. Ini akan
menyebabkan infeksi ringan pada amandel kita, yang akan memicu sistem kekebalan
tubuh untuk membentuk antibodi terhadap infeksi dimasa yang akan datang. Akan
tetapi, kadang-kadang amandel sudah kewalahan menahan infeksi bakteri atau
virus. Inilah yang menyebabkan terjadinya tonsilitis.
Ada berbagai macam
virus dan bakteri yang dapat menyebabkan terjadinya radang amandel, termasuk
virus yang menyebabkan mononucleosis (virus Epstein-Barr) dan bakteri yang
menyebabkan terjadinya radang tenggorokan (Streptococcus pyogenes).
Mengatasi
Radang Amandel
Radang amandel adalah
penyakit menular. Artinya, kita bisa tertular dari teman yang menderita radang
amandel. Bersin dan batuk mengakibatkan persebaran bakteri penyebab radang
amandel berpindah dari satu individu ke individu lainnya. Tapi, kita bisa
melindungi diri dari tertular radang amandel dengan cara :
1. Seringlah mencuci tangan.
2. Jika seseorang yang ada di dekatmu atau
temanmu menderita radang amandel, jangan berbagi gelas, alat makan, sikat gigi,
atau lainnya.
3. Jika dirimu menderita radang amandel,
pisahkanlah barang-barangmu dan jangan memakainya bersama orang lain.
4. Sesudah sembuh dari radang tenggorokan,
gantilah sikat gigimu dengan yang baru. Dengan cara itu, kita tidak akan
menginfeksi kembali kerongkonganmu.
Lalu, apa yang bisa
kita lakukan sendiri untuk membuat diri merasa lebih baik? Jika kita mengalami
radang tenggorokan, banyaklah minum air putih dan istirahat. Kalau tersedia,
minumlah acetaminophen atau ibuprofen untuk mengurangi rasa sakit. Jangan
meminum aspirin atau produk obat lainnya yang mengandung aspirin. Obat-obatan
yang mengandung aspirin dapat memicu sindrom reye, penyakit yang cenderung menyebabkan
komplikasi serius.
Hubungi segera dokter
jika sakit yang dirasa bertambah parah, contohnya, jika kesulitan bernapas atau
menelan sesuatu. Bicarakan pada doktermu jika demam kembali menyerang atau jika
dalam beberapa hari sakit tak kunjung sembuh.
Hindari merokok atau
hal lain yang menyebabkan kerongkongan iritasi. Sangat baik meminum banyak
cairan. Pilihlah makanan yang lebih lembut untuk dimakan, seperti es krim,
bubur gelatin atau bubur apel. Jika merasa tidak seperti makan, cobalah minum
air yang mengandung kalori, seperti jus buah, milkshake dan sup.
0 komentar:
Posting Komentar