06 Februari 2013

MANAJEMEN STRATEGIK (DALAM DUNIA PENDIDIKAN)


Manajemen Strategik
Strategi berasal dari bahasa Yunani stratogos yang artinya ilmu para jenderal untuk memenangkan suatu pertempuran dengan menggunakan sumber daya yang terbatas (Sihombing, 2000). Pengertian atau defenisi Manajemen strategi dalam khasanah literatur ilmu manajemen memiliki cakupan yang luas, dan tidak ada suatu pengertian yang dianggap baku. Itulah sebabnya defenisi manajemen strategi berkembang luas tergantung pemahaman ataupun penafsiran seseorang.
Menurut Sharplin (dalam Rusmana, 2005:39) memerlukan dua fase besar masing-masing terdiri dari beberapa tahapan, yakni fase “ Strategy formulation” yang mencakup tahapan penetapan misi organisasi, assessment lingkungan, menetapkan arah  dan sasaran, dan menentukan strategi. Sementara fase kedua  adalah “Strategy implementation”  yang terdiri  dari menggerakkan strategy, melakukan evaluasi strategy, dan kontrol strategik.setelah misi sekolah ditegaskan, selanjutnya dirumukan  apa yang dibutuhkan internal sekolah merespon  dan  mengakomudasi kebutuhan ekternal. Setelah itu  ditentukan arah dan sasaran sekolah dengan menyusun dan menentukan strategi peta pencapaiannya.
Dalam implementasinya  strategi  digerakkan  dengan melakukan evaluasi  strategi dan kontrolnya  apakah  masih konsisten  dengan formulasi  strategi. Manajemen  strategis  dalam manajement  sekolah suatu pendekatan  yang sitimatik  dalam  menyelenggarakan  programnya unuk mencapai tujuan sekolah.
Dalam menentukan strategi, baik untuk organisasi yang memiliki arah dan saaran yang tertulis maupun yang tidak, perlu memperhatikan berbagai hal, temasuk kemampuan sdm dan aanggaran. Langkah-langkah formulasi strategi dalam manajemen  sekolah dan stakeholder sekolah, melakukan assessment sekolah merespon perubahan, dan menetapkan arah mapun  sasaran sekolah agar tercapai tujun dan target yang ditentukan sebelumnya.Menetapkan arah maupun sasaran kelihtannya sesuatu yang sederhana, tetapi jika dirumuskan dalam bentuk program kerja smester, tahunan, dan enam tahunan untuk SD dan tiga tahunan untuk SMP serta SMA yaitu mulai dari anak itu masuk belajar di sekolah tersebut sampai selesai  tentu harus ada konsisten dari awal sampai akhir, dan dilakukan penyesuaian jika ternyata ada perkembngan baru.
Meskipun demikian dari berbagai pengertian atau defenisi yang diberikan oleh para pakar manajemen dapat ditemukan suatu kesamaan pola pikir, bahwa manajemen strategi merupakan ilmu yang menggabungkan fungsi-fungsi manajemen dalam rangka pembuatan keputusan-keputusan organisasi secara strategis, guna mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Dari berbagai pengertian atau defenisi yang ada dapat disimpulkan bahwa manajemen strategi adalah suatu seni dan ilmu dari suatu pembuatan (formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating) keputusan-keputusan strategis antar fungsi-fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan-tujuan masa datang (Dwiningsih, 2005).

Proses Manajemen Strategik
Strategic management atau manajemen strategi adalah suatu proses kombinasi tiga kegiatan yang saling terkait yaitu analisis, perumusan dan pelaksanaan strategi. Dengan demikian ada tiga komponen yang harus diperhatikan dalam menentukan strategi yaitu analisis, perumusan, dan pelaksanaan, yang dapat berlaku untuk organisasi baik perusahaan, organisasi kemasyarakatan, organisasi sosial maupun lembaga pendidikan.
Rangkaian proses penyusunan manajemen strategi dapat dilihat pada beberapa Manajemen Operasional yang dikembangkan para ahli. Salah satu Manajemen Operasional  yang sering dianjurkan adalah Manajemen Operasional  dengan rangkaian sebagai berikut, analisis lingkungan internal, eksternal, penyusunan berbagai strategi, pemilihan strategi, implementasi strategi dan analisis strategi Gregory Dess-Lex Miller (dalam Achmat, 2009). Manajemen Operasional  tersebut dapat dijelaskan sebagaimana berikut ini:
  1. Analisis Lingkungan, adalah proses awal dalam manajemen strategi yang bertujuan yntuk memantau lingkungan perusahaan. Lingkungan perusahaan disini mencakup semua faktor baik yang berada di dalam maupun di luar perusahaan dapat mempengaruhi pencapaian tujuan yang diinginkan. Hasil dari analisis lingkungan ini setidaknya akan memberikan gambaran tentang keadaan perusahaan yang biasanya digunakan dengan Manajemen Operasional  SWOT (strength, weakness, oppurtinities and threatmen) yang dimilikinya.
  2. Menentukan dan menerapkan arah organisasi,setelah melakukan analisis lingkungan eksternal dan internal diharapkan kita sudah dapat memiliki gambaran mengenai posisi perusahaan dalam persaingan. Dimana kita harus pasti mendefinisikan SWOT.
  3. Formulasi strategi, fokus utama formulasi strategi adalah bagaimana menyesuaikan diri agar dapat lebih baik dan lebih cepat bereaksi dibanding pesaing dalam persaingan yang ada.
  4. Implementasi strategi, masalah implementasi ini cukup rumit, oleh karena itu agar penerapan strategi organisasi dapat berhasil dengan baik, manajer harus memiliki gagasan yang jelas tentang isu-isu yang berkembang dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam tahapan ini, masalah struktur organisasi, budaya perusahaan dan pola kepemimpinan harus dibahas secara lebih mendalam.
  5. Pengendalian Strategi,merupakan suatu jenis khusus dari pengendalian organisasi yang berfokus pada pemantauan dan pengimplementasikan proses manajemen strategi.
Strategi Operasional dalam Lingkungan Pendidikan
Untuk mengembangkan strategi operasional, harus menggunakan metode yang sama yaitu mempelajari kekuatan dan kelemahan, peluang dan tantangan yang ada dalam mengoperasionalonalisasikan kebijakan yang datang dari hirarki yang lebih tinggi. Kembangkan dulu berbagai strategi baru pilih dan putuskan mana yang paling sesuai. Berbagai strategi yang mungkin digunakan antara lain:
  1. Konsentrasi pelaksanaan program belajar. Hal ini berarti menghindari pemerataan dan penjatahan yang membuat program tidak berhasil dan berdaya guna, pemerataan cenderung asal ada.
  2. Mendorong tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk mewujudkan pusat-pusat kegiatan belajar masyarakat. Memanfaatkan sarana-sarana yang ada di masyarakat yang memungkinkan digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Memberikan pengertian kepada masyarakat, sehingga mereka menjadikan pendidikan merupakan suatu kebutuhan.
  3. Membuat peta situasi dimana program akan dilakukan, hal seperti ini dapat dilakukan dengan analisis lingkungan. Apa potensi yang belum disentuh dan mungkin untuk dimanfaatkan.
  4. Mendorong tumbuhnya lembaga belajar atau organisasi kemasyarakatan yamg bergerak pada jalur pendidikan, dan mendorong mereka menjadi pengelola pusat kegiatan belajar masyarakat tersebut, dengan harapan lembaga ini lebih cepat tumbuh di masyarakat dan menyerap aspirasi yang tumbuh di masyarakat tersebut.
  5. Melatih pengelola pusat kegiatan belajar masyarakat, keberhasilan pendidikan masyarakat akan banyak ditentukan oleh kemampuan mengelola program yang dilaksanakan oleh masyarakat. Karena itu perlu dilengkapi dengan seperangkat pengetahuan operasonal, sebagaimana layaknya tentara yang akan bertempur dan menginginkan kemenangan mereka perlu dilengkapi dengan peralatan militer yang memadai.
  6. Membentuk jaringan informasi dan pemasaran, hal ini erat kaitannya dengan penyalur hasil-hasil dari program belajar di masyarakat.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...