Tragedi berdarah Simpang KKA |
- Pola kejadian: Pembantaian sipil.
- Hari / Tanggal: Senin (3 Mei 1999)
- Pukul: 12.30 WIB
- Tempat: Simpang KKA Krueng Geukueh, Kec. Dewantara, Aceh Utara
- Pelaku: Aparat dari satuan Den Rudal 001 dan Yonif 113 Aceh Utara.
- Saksi mata: Masyarakat Simpang KKA Dewantara Aceh Utara
- Kronologis: Kronologi Tragedi Berdarah Simpang KKA
***
Tanggal 3 Mei punya banyak
makna bagi warga Aceh Utara, dan juga bagi masyarakat Aceh pada umumnya.
Tanggal tersebut selain bermakna resistensi atau perlawanan rakyat
melawan negara, juga sebuah kenangan buruk, betapa negara begitu
semena-mena terhadap rakyatnya.
Karenanya, saban tahun—meski tak
rutin karena kondisi Aceh tak selalu kondusif untuk mengenang
tragedi—warga Aceh Utara khususnya para korban tragedi Simpang
KKAmemperingatinya. Sekedar
merawat ingatan, Senin, 3 Mei 1999 atau tigabelas tahun silam, banyak
darah berceceran di sekitar simpang PT KKA. Jeritan dan tangisan para
korban memecah telinga siapa saja yang pernah mendengar.
Saat itu, harga peluru tentara
begitu murahnya, karena bisa dihambur-hamburkan dengan sangat mudah.
Setelah itu, puluhan mayat dan ratusan korban tergelatak, ada yang sudah
kaku, banyak juga yang masih bernyawa sambil merintih, yang lainnya
berlarian, mencari tempat yang bisa dijadikan tempat berlindung.
***
Pukul 12.30 WIB, Suara gemuruh dan teriakan manusia memenuhi Simpang KKA. Ribuan orang berlarian menghindari serangan dari TNI.
Dua wartawan RCTI (Umar
HN dan Said Kaban) yang kebetulan sudah berada di tempat itu sempat
merekam moment-moment penting yang terjadi baik dengan foto atau video.
Dapat dikatakan, hasil rekamannya itu menjadi salah-satu bukti yang
paling akurat dan tidak mungkin dapat dipungkiri tentang bagaimana
peristiwa yang sebenarnya.
Tembakan
yang dilakukan tanpa peringatan terlebih dahulu dan dengan posisi siap
tempur. Tentara yang dibagian depan jongkok dan yang berada pada barisan
belakang berdiri. Selain itu, tentara yang berada di atas truk juga
terus melakukan tembakan sambil melakukan gerakan-gerakan tempur. Saat
itu penduduk yang tidak lagi sempat lari melakukan tiarap tapi terus
diberondong.
Selain
melakukan tembakan kearah masa, TNI juga mengarahkan tembakan ke
rumah-rumah penduduk, sehingga banyak warga yang sedang di dalam rumah
juga menjadi korban. Bahkan mereka mengejar dan memasuki rumah-rumah
penduduk dan melakukan pembantaian di sana.
Banyak
penduduk yang sudah tertembak dan tidak bisa lari lagi masih terus
diberondong oleh tentara dari belakang. Mereka benar-benar melakukan
pembantaian seperti sebuah pesta. Dalam aksi pembantaian
tersebut, 45 jiwa Tewas di tempat, 156 lainnya Luka-luka kebanyakan
karena luka tembak, dan 10 diantaranya Hilang sampai saat ini tidak tahu
keberadaannya.
Kronologi : Tragedi Berdarah Simpang KKA
0 komentar:
Posting Komentar