Ekologis pertama kali
diperkenalkan oleh seorang bangsa Jerman bernama Ernst Haeckel pada tahun 1870,
dimana dalam tulisannya dikemukakan bahwa ekologi berasal dari bahasa Yunani
yaitu “Oikos” berarti lingkungan
tempat hidup dan “Logos” yang berarti
ilmu. Sehingga ekologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
hubungan timbal balik antara organisme hidup dengan lingkungannya.
Lingkungan mempunyai arti luas,
antara lain menyangkut sifat fisika dan sifat kimia tempat tinggal organisme
tersebut. Sedang orgnisme adalah sesuatu yang hidup atau mahkluk hidup yang
pada umumnya terdiri dari individu. Individu sejenis akan membentuk populasi.
Berbagai populasi organisme yang menempati daerah tertentu membentuk suatu komunitas.
Bila mana komunitas tersebut dengan lingkungannya (abiotik) berfungsi
bersama-sama terbentuk ekosistem. Jadi ekosistem terbatas pada suatu daerah
tertentu dari alam, terdiri dari mahkluk hidup dan benda mati yang berhubungan
erat dan saling mempengaruhi (berintegrasi) untuk membentuk suatu keadaan
tertentu yang lebih kompleks antara bagian yang hidup dan bagian yang mati.
Ekologi
Perairan Air Tawar
Hanya 3% air muka bumi ini
adalah air tawar. Sebagian besar (kira-kira 99%) dari
padatnya dapat membeku dalam glasier dan es atau terbenam dalam akuifer.
Sisanya terdapat dalam danau, kolam, sungai, dan aliran, dan
disitu menyediakan bermacam habitat untuk komunitas
hayati.
Danau dan kolam. Penelitian
menunjukan bahwa danau yang dalam terdiri atas tiga zona utama,
masing-masing dengan ciri komunitas organisme. Tepian danau
dinamakan zona litoral. Di sini cahaya sampai di dasarnya. Produsen di zona litoral adalah tumbuhan yang berakar sampi ke dasar dan juga
algae yang menempel pada tumbuhan tadi dan pada setiap
subtrat pada lainnya. Ada berbagai macam konsumen,
biasanya mencakup krustasea kecil, cacing pipih, larva serangga,
dan siput, demikian pula bentuk yang lebih besar seperti katak, ikan, dan kura-kura.
Zona limnetik merupakan
lapisan air terbuka dan di sini masih dapat terjadi produksi
primer. Makin ke dalam kita turun di zona di limnetik, jumlah cahaya yang tersedia untuk fotosintesis makin berkurang sampai sampai pada
kedalaman dengan laju fotosintesis produsen menjadi sama
dengan laju respirasinya. Pada tahapan ini, tidak terjadi
produktifitas primer bersih. Zona limnetik lebih dangkal dalam
air keruh daripada di air jernih, dan merupakan ciri yang jauh lebih penting
bagi danau daripada bagi kolam. Kehidupan dalam zona limnetik
didominasi oleh mikroorganisme terapung, disebut
plankton, dan hewan yang berenang secara aktif, disebut
nekton.
Produsen dalam ekosistem
ini ialah algae plankton. Konsumen primer mencakup krustasea terapung mikroskopik (misalnya
; Daphnia Cyclops) dan rotifera. Hewan-hewan ini adalah
zooplankton. Nekton cenderung merupakan konsumen sekunder
(atau lebih tinggi). Tercakup didalamnya serangga yang
berenang dan ikan. Pada umumnya, nekton bergerak bebas di antara zona litoral dan zona limnetik.
Banyak danau (tetapi
sedikit kolam) yang sangat dalam sehingga tidak cukup cahaya
mencapai kedalaman yang lebih bawah untuk menunjang produkfitas primer bersih. Zona ini dinamakan zona profundal.
Karena tidak ada
produkfitas primer bersih, kehidupan dalam zona profundal untuk kalorinya bergantung pada bahan organik yang dialirkan dari zona litoral
dan zona limnetik. Zona ini terutama dihuni oleh konsumen primer
yang hidup dari serasah ini. Istilah benthos digunakan
untuk menggambarkan setiap organisme yang hidup di dasar.
Sedimen yang terdapat di dasr zona profundal juga menunjang populasi besar dari bakteri
dan fungi. Pembusuk
ini menguraikan bahan organic yang mencapainya,
membebaskan nutrien organik untuk daur ulang. Dengan
aktifitas kedua mikroorganisme itu, bagian akhir energi yang mengalir melalui jaring-jaring makan di danau dihamburkan kealam sekitarnya. Di daerah dengan perubahan musim yang nyata sekali, pemanasan
permukaan suatu danau dalam musim panas mencegah airnya
bercampur dengan air yang lebih dalam. Hal ini disebabkan
air hangat kurang padat atau pekat daripada yang dingin.
Air permukaan mapu memperoleh oksigen terlarut – sebagian dari udara diatas dan juga, karena terdapat di zona limnetik, sebagian dibebaskan
ke dalam air dalam fotositesis. Tetapi air di zona
protofundal, karena ditiadakan dari kedua sumber oksigen
ini, menjadi tergenang. Akan tetapi, dalam musim gugur ketika permukaan air menjadi sejuk, maka menjadi lebih pekat dan mengendap di
dasar danau, dan membawa oksigen bersamanya. Hal ini
disebut penjungkirbalikan musim gugur. Fenomena serupa,
penjungkirbalikan musim semi, terjadi bila es meleleh.
Sungai dan muara. Tempat
tinggal yang disediakan oleh sungai dan muara adalah
berbeda dibandingkan danau dan kolam. Sebab aliran air akan senantiasa menambah oksigen. Banyak spesies yang hidup di sini, seperti ikan,
telah beradaptasi dengan kadar oksigen tinggi. Bila hal
ini menjadi tereduksi – misalnya, disebabkan polusi
limbah atau materi organik lain – dapat menjadikan pertumbuhan
ikan secara massal. Walaupun fotosintesis dapat di temukan di muara, tapi itu memainkan peran yang lebih kecil (pada rantai makanan) dibanding dalam
danau dan kolam. Bagian terbesar energi yang tersedia untuk konsumen di air
yang mengalir berasal dari daratan, seperti dari daun jatuh.
Berdasarkan hasil praktikum yaitu di Desa Cureh Tunong Kecamatan Mamplam dapat
kami uraikan jumlah individu/spesies ikan yang terdapat didaerah tersebut,
yaitu Tawes berjumlah 50 ekor, Nila Gip 2 ekor, Gurami 3 ekor, Nila Merah 1
ekor dan Ikan Mas 2 ekor.
Ekologi Manggove
Kata ‘mangrove’ merupakan kombinasi antara
bahasa Portugis mangue dan bahasa Inggris grove . Dalam
bahasa Inggris, kata mangrove digunakan untuk komunitas tumbuhan yang tumbuh di
daerah jangkauan pasang surut dan untuk individu-individu spesies tumbuhan yang
menyusun komunitas tersebut. Sedang dalam bahasa Portugis kata ’mangrove’
digunakan untuk menyatakan individu spesies tumbuhan, sedangkan kata ’mangal’
digunakan untuk menyatakan komunitas tumbuhan tersebut. Sedangkan menurut FAO,
kata mangrove sebaiknya digunakan untuk individu jenis tumbuhan maupun
komunitas tumbuhan yang hidup di daerah pasang surut.
Secara ringkas ekosistem mangrove
terbentuk dari unsur-unsur sebagai berikut :
a. Spesies
pohon dan semak yang benar-benar memiliki habitat terbatas di lingkungan
mangrove (exclusive mangrove).
b. Spesies
pohon dan semak yang mampu hidup di lingkungan mangrove dan di luar lingkungan
mangrove (non-exclusive mangrove).
c. Berbagai
biota yang hidupnya berasosiasi dengan lingkungan mangrove, baik biota yang
keberadaannya bersifat menetap, sekedar singgah mencari makan maupun biota yang
keberadaannya jarang ditemukan di lingkungan mangrove.
d.Berbagai
proses yang terjadi di ekosistem mangrove untuk mempertahankan keberadaan
ekosistem mangrove itu sendiri.
e. Hamparan
lumpur yang berada di batas hutan sebenarnya dengan laut.
f. Sumber
daya manusia yang berada di sekitar ekosistem mangrove.
Hutan mangrove dapat ditemukan di pesisir
pantai wilayah tropis sampai sub tropis, terutama pada pantai yang landai, dangkal,
terlindung dari gelombang besar dan muara sungai. Secara umum hutan mangrove
dapat berkembang dengan baik pada habitat dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Jenis
tanah berlumpur, berlempung atau berpasir, dengan bahan bentukan berasal dari
lumpur, pasir atau pecahan karang/koral
b. Habitat
tergenang air laut secara berkala, dengan frekuensi sering (harian) atau hanya
saat pasang purnama saja. Frekuensi genangan ini akan menentukan komposisi
vegetasi hutan mangrove
c. Menerima
pasokan air tawar yang cukup, baik berasal dari sungai, mata air maupun air
tanah yang berguna untuk menurunkan kadar garam dan menambah pasokan unsur hara
dan lumpur
d. Berair
payau (2-22%) sampai dengan
asin yang bisa mencapai salinitas 38%.
Secara umum hutan mangrove memiliki
karakteristik sebagai berikut :
a. Tidak
dipengaruhi oleh iklim, tetapi dipengaruhi oleh pasang surut air laut
(tergenang air laut pada saat pasang dan bebas genangan air laut pada saat
surut).
b. Tumbuh
membentuk jalur sepanjang garis pantai atau sungai dengan substrat anaerob
berupa lempung (firm clay soil), gambut (peat), berpasir (sandy
soil) dan tanah koral.
c. Struktur
tajuk tegakan hanya memiliki satu lapisan tajuk (berstratum tunggal). Komposisi
jenis dapat homogen (hanya satu jenis) atau heterogen (lebih dari satu jenis).
Jenis-jenis kayu yang terdapat pada areal yang masih berhutan dapat berbeda
antara satu tempat dengan lainnya, tergantung pada kondisi tanahnya, intensitas
genangan pasang surut air laut dan tingkat salinitas.
d. Penyebaran
jenis membentuk zonasi. Zona paling luar berhadapan langsung dengan laut pada
umumnya ditumbuhi oleh jenis-jenis Avicennia spp dan Sonneratia
spp (tumbuh pada lumpur yang dalam, kaya bahan organik). Zona pertengahan
antara laut dan daratan pada umumnya didominasi oleh jenis-jenis Rhizophora
spp. Sedangkan zona terluar dekat dengan daratan pada umumnya didominasi oleh
jenis-jenis Brugiera spp.
Ekologi Air Laut
Ekosistem berasal dari kata bahasa asing
Geobiocoenosis, Geobiocoenosis mempunya dua kata dan masing-masing artinya
yakni Biocoenosis yang berarti komponen Biotik dan Geocoenosis
yang berarti komponen abiotik. Jadi Ekosistem adalah suatu sistem
ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup
dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan
secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling
mempengaruhi.
Ekosistem terdiri dari komponen yang
bekerja secara teratur sebagai suatu kesatuan sehingga ekosistem terbentuk oleh
komponen hidup dan tak hidup di suatu tempat yang berinteraksi membentuk suatu
kesatuan yang teratur. Menurut sifatnya ekosistem mempunyai dua komponen yang
saling berketergantungan yaitu:
1. Komponen
Biotik misalnya Bakteri, Plankton, Benthos, Ikan dll,
2. Komponen Abiotik misalnya Air, Gas, Tanah dll.
Komponen ekosistem berdasarkan Tropic
Level atau tingkat makan- memakan pada suatu ekosistem yaitu:
1. Autotrophic : organisme yang mampu mensistesis
makanannya sendiri yang berupa bahan organik dari bahan-bahan anorganik
sederhana dengan bantuan sinar matahari dan zat hijau daun (klorofil).
2. Heterotropic : menyusun kembali dan menguraikan
bahan-bahan organik kompleks yang telah mati ke dalam senyawa anorganik
sederhana.
Pada suatu ekosistem terdapat
perbedaan-perbedaan antara ekosistem yang satu dengan yang lainnya, karena pada
suatu ekosistem mempunyai ciri khas tersendiri. Hal ini disebabkan oleh
perbedaan kondisi iklim (hutan hujan, hutan musim, hutan savana), perbedaan
letak dari permukaan laut, topografi, dan formasi geologik (zonasi pada
pegunungan, lereng pegunungan yang curam, lembah sungai), perbedaan kondisi tanah dan air tanah
(pasir, lempung, basah, kering).
Laut tropis mempunyai keunikan tersendiri
dibandingkan dengan laut subtropis maupun laut kutub, karakteristik yakni di
laut Tropis sinar matahari terus menerus sepanjang tahun (hanya ada dua musim,
hujan dan kemarau), hal tersebut merupakan kondisi optimal bag produksi
fitoplankton dan konstant sepanjang tahun, untuk kawasan Laut Subtropis
intensitas sinar matahari bervariasi menurut musim (dingin, semi, panas dan
gugur), otomatis tingkat produktifitas akan berbeda pada setiap musim. Musim
semi (tinggi), dingin (sangat rendah) sedangkan laut Kutub masa produktifitas
sangat pendek (Juli atau Agustus), musim panas (fitoplankton tumbuh).
Pada suatu ekosistem makhluk hidup tidak
hanya menempati, berkembang biak, makan dan yang lainnya akan tetapi peranannya
dalam komunitas dan posisisnya pada gradient lingkungan tidak hanya tergantung
dimana organisme tadi hidup, tetapi juga pada apa yang dilakukan organisme
termasuk mengubah energi, bertingkah laku, bereaksi, mengubah lingkungan fisik
maupun biologi dan bagaimana organisme dihambat oleh spesies lain disebut niche
(Relung). Niche juga menjelaskan tentang kepadatan populasi, metabolisme secara
kolektif, pengaruh faktor abiotik terhadap organisme, pengaruh organisme yang
satu terhadap yang lainnya dan sebagai landasan untuk memahami berfungsinya
suatu komunitas dan ekosistem dalam habitat utama.
Ekosistem di kawasan pesisir terdapat tiga
habitat utama yaitu Ekosistem mangrove, ekosistem lamun dan ekosistem terumbu
karang.
Secara bahasa mangrove berasal dari kata
mangue/manggal (portugis) dan grove (inggris), jadi ekosistem mangrove yaitu
suatu tipe ekosistem hutan yang tumbuh di suatu daerah pasang surut (pantai,
laguna, muara sungai) yang tergenang pada saat pasang dan bebas pada saat
surut. Karena memiliki hutan mangrove yang sangat luas di dunia, maka di
Indonesia terdapat beberapa jenis mangrove yang ditemukan yaitu :
1. Avicenniaceae (api-api, black mangrove, dll)
2. Combretaceae (teruntum, white mangrove, zaragoza mangrove,
dll)
3. Arecaceae (nypa, palem rawa, dll)
4. Rhizophoraceae (bakau, red mangrove, dll)
5. Lythraceae (sonneratia, dll)
Hutan mangrove mempunya beberapa fungsi yang sangat penting
bagi kehidupan di pesisir, yakni hutan mangrove berfungsi sebagai peredam
gelombang dan angin, pelindung dari abrasi dan pengikisan pantai oleh air laut,
penahan intrusi air laut ke darat, penahan lumpur dan perangkap sedimen,
sebagai penghasil sejumlah besar detritus bagi plankton yang merupakan sumber
makanan utama biota laut, juga sebagai habitat bagi beberapa satwa liar,
seperti burung, reptilia (biawak, ular), dan mamalia (monyet),Sebagai daerah
asuhan (nursery grounds), tempat mencari makan (feeding grounds),
dan daerah pemijahan (spawning grounds) berbagai jenis ikan, udang dan
biota laut lainnya, juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat ekowisata.
Dalam sebuah ekosistem yang terdapat beberapa populasi di
dalamnya, maka akan terjadi interaksi antara individu dan populasi tersebut.
Hubungan tersebut disebut hukum interaksi. Hukum interaksi tersebut meliputi :
- Interaksi netral
yaitu hubungan yang saling tidak berpengaruh satu sama lain. Misalnya
hubungan antara kambing dan tikus.
- Interaksi
kompetisi yaitu hubungan antara komponen ekosistem yang saling bersaing
satu sama lain untuk tujuan yang sama. Misalnya kerbau dan kambing yang
sama-sama bersaing mengkonsumsi rumput. Atau harimau dan singa yang
sama-sama berburu mangsa.
- Interaksi
predasi yaitu hubungan dimana terjadi peristiwa memangsa dan dimangsa
antara komponen ekosistem. Misalnya harimau memangsa kijang.
- Interaksi
simbiosis mutualisme yaitu hubungan antar komponen ekosistem yang saling
menguntungkan satu sama lain. Misalnya hubungan antara kerbau dengan
burung yang memakan kutu di tubuh kerbau, kerbau diuntungkan dengan tidak
adanya kutu dan burung diuntungkan karena mendapat makanan.
- Interaksi
simbiosis komensalisme yaitu hubungan antar komponen ekosistem dimana
salah satu pihak diuntungkan, sedangkan pihak lain tidak diuntungkan dan
tidak pula dirugikan. Misalnya hubungan antara anggrek yang menempel pada
tumbuhan.
- Interaksi
simbiosis parasitisme yaitu hubungan antar kompoen ekosistem dimana salah
satu pihak diuntungkan, sedangkan pihak lain dirugikan. Misalnya hubungan
antara benalu dan tumbuhan.
- Hubungan
antibiosa atau amensalisme yaitu hubungan antar komponen ekosisem dimana
salah satu pihak dapat mengahmbat kehidupan yang lain. Misalnya hubungan
antara alelopaty dari gulma.
Dalam niche sendiri terdapat faktor pembatas diantaranya
yaitu proses kehidupan dan kegiatan makhluk hidup pada dasarnya akan
dipengaruhi dan mempengaruhi faktor-faktor lingkungan, seperti cahaya, suhu
atau nutrien dalam jumlah minimum dan maksimum.
Dalam hubungannya dengan ekosistem, mungkin kita
bertanya-tanya bagaimana nutrien tersebut masuk ke suatu ekosistem, caranya
yaitu melalui proses Weathering, Atmospheric Input, Biological Nitrogen
Fixation, Immigration. Nutrien pada ekosistem ada yang masu otomatis ada juga yang
keluar karena untuk menyeimbangkan kadar nutrien di dalam ekosistem
tersebut, beberapa cara keluarnya nutrien dari suatu ekosistem yaitu Erosion,
Leaching, intrusi, Gaseous Losses, pembuangan berupa gas,
Emigration and Harvesting.
Semua mahluk hidup pasti mengalami berbagai siklus kehidupan,
diantaranya siklus biogeokimia. Siklus Biogeokimia yaitu dinamakan siklus
karena terjadi terus menerus dan Biogeokimia yaitu adanya perubahan dari
biosfer yang hidup dan tak hidup yang menyangkut materi, sehingga siklus
biogeokimia adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen
abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik.
Dalam siklus Biogeokimia terdapat beberapa siklus yang
mempengaruhi siklus Biogeokimia, yaitu :
1. Siklus Nitrogen
Sebenarnya udara di dunia ini kandungan yang paling banyak
adalah Nitrogen hampir 75% lebih Nitrogen yang terkandung di udara ini, Nitrogen
di atmosfer buakan hanya berbentuk N (nitrogen) saja, nitrogen yang terdapat di
atmosfer melainkan berbentuk NH3 (nitrit) dan yang lainnya, Nitrogen juga bisa
mengikat Hidrogen (H) hanya saja dibantu oleh kilat atau petir. Tumbuhan
mendapatkan nitrogen dari dalam tanah berupa amonia (NH3), ion nitrit (No2-),
dan ion nitrat (No3-).
2. Siklus Fosfor
Fosfor dialam terdapat dua bentuk yaitu fosfat organik yang
terdapat pada hewan dan tumbuhan dan fosfat anorganik terdapat pada air dan
tanah. Di alam hewan atau tumbuhan yang sudah mati akan diuraikan bersamaan
dengan penhguraian tersebut fosfor juga mengurai yang tadinya fosfor tersebut
adalah fosfat organik di uraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi fosfat
anorganik. Setelah diuraikan menjadi fosfat anorganik, fosfat anorganik ini
sebagian akan terlarut pada air tanah attaupun air laut. Fosfat yang terkandung
pada air tanah dan air laut akan terkikis dan akan mengendap pada sedimen laut.
Sementara itu fosfat dari batu atau fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik
yang terlarut di air tanah dan air laut, kemudian fosfat yang terkandung pada
air tanah itu akan diserap kembali oleh tumbuhan lagi.
3. Siklus Karbon dan Oksigen
Siklus ini adalah siklus biogeokimia yang terbesar karena
terdapat beberapa hal yang terjadi pada siklus ini, yaitu karbon atau oksigen
tinggal dalam tubuh, Respirasi oleh hewan, Sampah/sisa.
Kita tahu bahwa makhluk hidup hewan dan manusia membutuhkan
oksigen, ketika kita menghisap oksigen oksigen akan masuk ke paru2, setelah
oksigen masuk tubuh akan menyeimbangkan kondisinya dengan mengeluarkan
karbondioksida, ketika karbon tersebut dikeluarkan oleh tumbuhan karbon ini
dipergunakan untuk melakukan fotosintesis dan hasil dari fotosintesis tersebut
oksigen dan energi. Karbon dan Oksigen 45%nya akan digunakan untuk pertumbuhan,
kemudian 45%nya lagi untuk respirasi pada hewan dan 10% untuk DOC. Untuk
kebutuhan di air laut, karbon dan oksigen masuk ke air laut secara difusi.
Makhluk hidup baik yang masih hidup atau yang sudah mati itu
tersusun oleh materi-materi yang menyusunnya, dalam kehidupan makhluk hidup
akan saling membutuhkan satu sama lainnya seperti makhluk hidup yang
memanfaatkan materi-materi dari makhluk hidup yang mati maupun yang masih hidup
untuk melangsungkan kehidupannya. Makhluk hidup agar supaya tetap melangsungkan
kehidupannya terjadi kegiatan makan memakan yang disebut rantai makanan.
Apabila salah satu makhluk hidup mati tidak akan mempengaruhi rantai makanan,
karena masih ada makhluk hidup yang lainnya.
Komponen-komponen
yang Terdapat pada Ekologi Perairan
A. Komponen Biotik
Komponen biotik dalam suatu ekosistem
mencakup semua makhluk hidup yang hidup dalam ekosistem tersebut. Setiap
makhluk hidup yang ada dalam ekosistem mempunyai peranan tertentu. Berdasarkan
peranannya, komponen biotik suatu ekosistem dapat dibedakan menjadi 3 kelompok,
yaitu produsen, konsumen, dan pengurai.
a. Produsen
Mencakup semua makhluk hidup yang mampu
membuat makanannya sendiri. Contoh makhluk hidup yang mampu membuat makanannya
sendiri adalah tumbuhan dan fitoplankton (anggota kelompok Protista), dan
sebagian Monera. Tumbuhan merupakan produsen di daratan sedangkan fitoplankton
merupakan produsen di perairan.
b. Konsumen
Mencakup semua makhluk hidup yang
mendapatkan makanannya dengan cara memakan makhluk hidup lain. Binatang
merupakan kelompok makhluk hidup yang bertindak sebagai konsumen.
Zooplankton (anggota kelompok Protista yang memakan fitoplankton) juga termasuk
konsumen.
c. Pengurai
Mencakup semua makhluk hidup yang
mendapatkan makanannya dengan cara menguraikan makhluk hidup lain yang telah
mati. Beberapa makhluk hidup dari kelompok Monera (misalnya bakteri) dan jamur
merupakan contoh makhluk hidup yang dalam ekosistem berperan sebagai pengurai.
B. Komponen Abiotik
a. Sinar Matahari
Keberadaan sinar matahari merupakan faktor
penting dalam ekosistem. Tanpa sinar matahari produsen tidak akan bisa membuat
makanan dan tanpa produsen konsumen juga tidak akan bisa bertahan hidup.
Walaupun produsen membutuhkan sinar matahari, namun masing-masing memerlukan
intensitas yang berbeda.
Sinar matahari sesungguhnya juga
mempengaruhi binatang. Ada binatang yang memerlukan suasana terang untuk
melihat, namun ada juga binatang yang hanya memerlukan sedikit cahaya untuk
melihat.
b. Air
Air merupakan salah satu faktor abiotik yang sangat penting
peranannya. Air bukan hanya berperan sebagai tempat hidup bagi makhluk hidup
yang hidup di air, namun juga diperlukan oleh makhluk hidup yang hidup di
darat. Tidak ada makhluk hidup yang bisa bertahan hidup tanpa air. Meskipun demikian
kebutuhan makhluk hidup akan air sangat beragam. Ada makhluk hidup yang harus
hidup dia air, misalnya ikan. Ada juga makhluk hidup yang hanya bisa bertahan
hidup walaupun hanya tersedia air dalam jumlah yang sedikit, misalnya kaktus.
c. Gas dan Mineral
Zat-zat kimia dalam betuk gas maupun
mineral sangat diperlukan makhluk hidup. Sebagian besar makhluk hidup tidak
akan bisa bertahan hidup tanpa oksigen. Sebaliknya ada makhluk hidup yang tidak
membutuhkan karbon dioksida, namun tumbuhan justeru membutuhkannya untuk
membuat makanan.
d. Temperatur
Makhluk hidup hanya
dapat hidup dalam temperatur tententu. Makhluk hidup yang hidup di daerah
dingin misalnya, tidak akan bisa hidup di daerah tropis yang panas dan demikian
juga sebaliknya. Beruang kutub yang tempat hidupnya di kutub tidak akan bisa
bertahan hidup di daerah yang panas.
0 komentar:
Posting Komentar