Sehubungan
dengan pentingnya mengetahui tentang landasan psikologis
dalam pendidikan maka pembahasan yang kami lakukan sangat perlu untuk
dibincangkan. Pendidikan selalu melibatkan kejiwaan manusia, sehingga landasan
psikologi merupakan salah satu landasan yang penting dalam bidang pendidikan.
Sementara itu keberhasilan pendidik dalam melaksanakan berbagai peranannya
akan dipengaruhi oleh pemahamannya tentang seluk beluk landasan pendidikan
termasuk landasan psikologis dalam pendidikan.
Perbedaan
individual terjadi karena adanya perbedaan berbagai aspek kejiwaan
antar peserta didik, bukan hanya yang berkaitan dengan kecerdasan dan bakat
tetapi juga perbedaan pengalaman dan tingkat perkembangan, perbedaan aspirasi
dan citacita bahkan perbedaan
kepribadian secara keseluruhan. Oleh sebab itu, pendidik
perlu memahami perkembangan individu peserta didiknya baik
itu prinsip perkembangannya maupun arah perkembangannya.
Pengertian Landasan Psikologis dalam Pendidikan
Pemahaman peserta didik yang berkaitan
dengan aspek kejiwaan merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh
karena itu, hasil kajian dan penemuan psiologis sangat diperlukan penerapannya
dalam bidang pendidikan. Misalnya pengetahuan tentang aspekaspek pribadi,
urutan, dan ciriciri pertumbuhan setiap aspek, dan konsep tentang caracara
paling tepat untuk mengembangkannya. Untuk itu psikologi menyediakan sejumlah
informasi tentang kehidupan pribadi manusia pada umumnya serta berkaitan dengan
aspek pribadi. Individu memiliki bakat, kemampuan, minat, kekuatan serta tempo,
dan irama perkembangan yang berbeda satu dengan yang lain. Sebagai implikasinya
pendidik tidak mungkin memperlakukan sama kepada setiap peserta didik,
sekalipun mereka mungkin memiliki beberapa persamaan. Penyusunan kurikulum
perlu berhatihati dalam menentukan jenjang pengalaman belajar yang akan
dijadikan garis-garis besar program pengajaran serta tingkat keterincian bahan
belajar yang digariskan.
Menurut Tirtarahardja (2005: 106), Landasan
psikologis pendidikan adalah suatu landasan dalam proses pendidikan yang
membahas berbagai informasi tentang kehidupan manusia pada umumnya serta
gejalagejala yang berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada setiap tahapan
usia perkembangan tertentu untuk mengenali dan menyikapi manusia sesuai dengan
tahapan usia perkembangannya yang bertujuan untuk memudahkan proses pendidikan.
Kajian psikologi yang erat hubungannya dengan pendidikan adalah yang berkaitan
dengan kecerdasan, berpikit, dan belajar.
Sedangkan menurut Pidarta (2007:194) Psikologi
atau ilmu jiwa adalah ilmu yang mempelajari jiwa manusia. Jiwa itu sendiri
adalah roh dalam keadaan mengendalikan jasmani, yang dapat dipengaruhi oleh
alam sekitar. Jiwa manusia berkembang sejajar dengan pertumbuhan jasmani.
Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia, sehingga landasan
psikologis pendidikan merupakan suatu landasan dalam proses pendidikan yang
membahas berbagai informasi tentang kehidupan manusia pada umumnya serta
gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada setiap tahapan
usia perkembangan tertentu untuk mengenali dan menyikapi manusia sesuai dengan
tahapan usia perkembangannya yang bertujuan untuk memudahkan proses pendidikan.
Perkembangan
Individu/Peserta Didik sebagai Landasan Psikologis
Menurut
Sukmadinata (2005:12), perkembangan individu berlangsung sepanjang hayat,
dimulai sejak masa pertemuan sel ayah dengan sel ibu dan berakhir pada saat
kematiannya. Perkembangan individu manusia itu bersifat dinamis, perubahannya
kadang-kadang lambat tetapi juga bisa cepat, hanya berkenaan dengan salah satu
aspek atau beberapa aspek berkembang serempak. Perkembangan tiap individu juga
tidak selalu sama, seorang berbeda dengan orang lainnya.
Proses perkembangan pada manusia
terjadi dikarenakan
manusia mengalami kematangan dan proses belajar dari waktu ke waktu. Kematangan adalah
perubahan yang terjadi pada individu dikarenakan adanya pertumbuhan fisik dan biologis, misalnya seorang anak
yang beranjak menjadi
dewasa akan mengalami perubahan pada fisik dan mentalnya.
Sedangkan belajar adalah sebuah proses
yang berkesinambungan dari sebuah
pengalaman yang akan membuat suatu individu berubah dari tidak tahu menjadi tahu
(kognitif), dari tidak mau menjadi mau (afektif) dan dari tidak bisa menjadi bisa
(psikomotorik), misalnya seseorang anak yang belajar mengendarai sepeda akan terlebih
dahulu diberi pengarahan oleh orang tuanya lalu anak tersebut mencoba untuk
mengendarai sepeda hingga menjadi bisa. Proses kematangan dan belajar akan sangat menentukan
kesiapan belajar pada
seseorang, misalnya seseorang yang proses kematangan dan belajarnya baik akan memiliki kesiapan
belajar yang jauh lebih baik dengan seseorang yang proses kematangan dan
belajarnya buruk.
Manusia dalam perkembangannya mengalami
perubahan dalam berbagai aspek
yang ada pada manusia dan aspek-aspek tersebut
saling berhubungan dan berkaitan.
Aspek-aspek dalam perkembangan tersebut
diantaranya adalah aspek fisik,
mental, emosional, dan sosial. Semua
manusia pasti akan mengalami perkembangan dengan tingkat perkembangan yang
berbeda, ada yang berkembang dengan cepat dan ada pula yang berkembang dengan
lambat. Namun demikian dalam proses perkembangan terdapat nilai-nilai universal
yang dimiliki oleh semua orang yaitu prinsip perkembangan.
Prinsip perkembangan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: Perkembangan
terjadi secara terus menerus hingga manusia meninggal dunia. Kecepatan
perkembangan setiap individu berbeda-beda. Semua aspek perkembangan saling
berkaitan dan berhubungan satu sama lainnya. Arah perkembangan
individu dapat diprediksi Perkembangan terjadi secara bertahap dan tiap tahapan
mempunyai karakteristik tertentu.
Tahapan dan Tugas
Perkembangan Serta Implikasinya Terhadap Perlakuan Pendidik
Asumsi bahwa
anak adalah orang dewasa dalam skala kecil (anak adalah orang dewasa mini)
telah ditinggalkan orang sejak lama, sebagaimana kita maklumi bahwa masa anak-anak
adalah suatu tahap yang berbeda dengan orang dewasa. Anak menjadi dewasa
melalui suatu proses pertumbuhan bertahap mengenai keadaan fisik, sosial,
emosional, moral dan mentalnya. Seraya mereka berkembang, mereka mempunyai
cara-cara memahami bereaksi, dan mempresepsi yang sesuai dengan usianya. Inilah
yang oleh ahli psikologi disebut tahap perkembangan.
Robert Havighurst (dalam El Idhani, 2005) membagi
perkembangan individu menjadi empat tahap, yaitu masa bayi dan kanak-kanak
kecil (0-6 tahun), masa kanak-kanak (6-12 tahun), masa remaja atau adoselen
(12-18 tahun), dan masa dewasa (18 -…tahun). Selain itu, Havighurst
mendeskripsikan tugas-tugas perkembangan (development
task) yang harus diselesaikan pada setiap tahap perkembangan sebagai
berikut:
a. Tugas Perkembangan
Masa Bayi dan Kanak-kanak kecil (0-6 tahun):
Tugas perkembangan masa bayi dan kanak-kanak kecil yaitu
belajar berjalan, belajar makan makanan yang padat, belajar
berbicara/berkata-kata, belajar mengontrol pembuangan kotoran tubuh, belajar tentang
perbedaan kelamin dan kesopanan / kelakuan yang sesuai dengan jenis
kelaminnya,, mencapai stabilitas fisiologis/ jasmaniah,Pembentukan konsep
sederhana tentang kenyataan sosial dan kenyataan fisik, belajar berhubungan
diri secara emosional dengan orang tua saudara -saudaranya, dan orang lain,
belajar membedakan yang benar dan yang salah dan pengembangan kesadaran diri /
kata hati.
b. Tugas perkembangan
Masa-masa kanak-kanak (6-12 tahun):
Tugas perkembangan masa-masa kanak-kanak yaitu belajar
keterampilan fisik yang perlu untuk permainan sehari-hari, pembentukan kesatuan
sikap terhadap dirinya sebagai suatu organisme yang tumbuh, belajar bermain
dengan teman-teman mainnya, belajar memahami peranan-peranan kepriaan atau
kewanitaan, pengembangan kemahiran dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung,
pengembangn konsep-konsep yang perlu untuk kehidupan sehari-hari, pengembangn
kesadaran diri moralitas, dan suatu skala nilai-nilai, penembangn kebebasan
pribadi, pengembangan sikap-sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga.
c. Tugas perkembangan
masa Remaja / adoselen (12-18 tahun) :
Tugas perkembangan masa Remaja / adoselen (12-18 tahun)
yaitu mencapai peranan sosial dan hubungan yang lebih matang sebagai laki-laki
/ perempuan serta kebebasan emosional dari orang tua, memperoleh jaminan
kebebasan ekonomi dengan memilih dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan,
mempersiapkan diri untuk berkeluarga, mengembangkan kecakapan intelektual serta
tingkah laku yang bertanggungjawab dalam masyarakat.
d. Tugas perkembangan
pada masa Dewasa (18-…)
1. Masa dewasa awal: Tugas masa dewasa awal
yaitu memilih pasangan hidup dan belajar hidup bersama, memulai berkeluarga,
mulai menduduki suatu jabatan/pekerjaan.
2. Masa dewasa tengah
umur: Tugas masa
dewasa tengah umur yaitu mencapai tanggung jawab sosial dan warga negara yang
dewasa, membantu anak belasan tahun menjadi dewasa, menghubungkan diri sendiri
kepada suami/isteri sebagai suatu pribadi, menyesuaikan diri kepada orang tua
yang semakin tua.
b. Tugas perkembangan
usia lanjut :
Tugas perkembangan usia lanjut yaitu menyesuaikan diri pada
kekuatan dan kesehatan jasmani, menyesuaikan diri pada saat pensiun dan
pendapatan yang semakin berkurang, dan menyesuaikan diri terhadap kematian,terutama
banyak beribadah.
Tugas – tugas yang harus dijalankan
atau diselesaikan oleh setiap indvidu sepanjang hidupnya seperti tertera di
atas, membari kemudahan kepada para pendidik pada setiap jenjang dan tingkat
pendidikan untuk:
a. Menentukan arah
pendidikan
b. Menentukan metode atau
belajar anak-anak
agar mereka mampu menyelesaikan tugas perkembangannya.
c. Menyiapkan materi
pelajaran yang tepat.
d. Menyiapkan pengalaman
belajar yang cocok dengan tugas perkembangan itu.
0 komentar:
Posting Komentar