24 September 2012

LANDASAN PSIKOLOGIS PENDIDIKAN


Sehubungan dengan pentingnya mengetahui tentang landasan psikologis dalam pendidikan maka pembahasan yang kami lakukan sangat perlu untuk dibincangkan. Pendidikan selalu melibatkan kejiwaan manusia, sehingga landasan psikologi merupakan salah satu landasan yang penting dalam bidang pendidikan. Sementara itu keberhasilan pendidik dalam melaksanakan berbagai peranannya akan dipengaruhi oleh pemahamannya tentang seluk beluk landasan pendidikan termasuk landasan psikologis dalam pendidikan.
Perbedaan individual terjadi karena adanya perbedaan berbagai aspek kejiwaan antar peserta didik, bukan hanya yang berkaitan dengan kecerdasan dan bakat tetapi juga perbedaan pengalaman dan tingkat perkembangan, perbedaan aspirasi dan citacita bahkan perbedaan kepribadian secara keseluruhan. Oleh sebab itu, pendidik perlu memahami perkembangan individu peserta didiknya baik itu prinsip perkembangannya maupun arah perkembangannya.

Pengertian Landasan Psikologis dalam Pendidikan
Pemahaman peserta didik yang berkaitan dengan aspek kejiwaan merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan psiologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan. Misalnya pengetahuan tentang aspekaspek pribadi, urutan, dan ciriciri pertumbuhan setiap aspek, dan konsep tentang caracara paling tepat untuk mengembangkannya. Untuk itu psikologi menyediakan sejumlah informasi tentang kehidupan pribadi manusia pada umumnya serta berkaitan dengan aspek pribadi. Individu memiliki bakat, kemampuan, minat, kekuatan serta tempo, dan irama perkembangan yang berbeda satu dengan yang lain. Sebagai implikasinya pendidik tidak mungkin memperlakukan sama kepada setiap peserta didik, sekalipun mereka mungkin memiliki beberapa persamaan. Penyusunan kurikulum perlu berhatihati dalam menentukan jenjang pengalaman belajar yang akan dijadikan garis-garis besar program pengajaran serta tingkat keterincian bahan belajar yang digariskan.
Menurut Tirtarahardja (2005: 106), Landasan psikologis pendidikan adalah suatu landasan dalam proses pendidikan yang membahas berbagai informasi tentang kehidupan manusia pada umumnya serta gejalagejala yang berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada setiap tahapan usia perkembangan tertentu untuk mengenali dan menyikapi manusia sesuai dengan tahapan usia perkembangannya yang bertujuan untuk memudahkan proses pendidikan. Kajian psikologi yang erat hubungannya dengan pendidikan adalah yang berkaitan dengan kecerdasan, berpikit, dan belajar.
Sedangkan menurut Pidarta (2007:194) Psikologi atau ilmu jiwa adalah ilmu yang mempelajari jiwa manusia. Jiwa itu sendiri adalah roh dalam keadaan mengendalikan jasmani, yang dapat dipengaruhi oleh alam sekitar. Jiwa manusia berkembang sejajar dengan pertumbuhan jasmani. Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia, sehingga landasan psikologis pendidikan merupakan suatu landasan dalam proses pendidikan yang membahas berbagai informasi tentang kehidupan manusia pada umumnya serta gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada setiap tahapan usia perkembangan tertentu untuk mengenali dan menyikapi manusia sesuai dengan tahapan usia perkembangannya yang bertujuan untuk memudahkan proses pendidikan.

Perkembangan Individu/Peserta Didik sebagai Landasan Psikologis
Menurut Sukmadinata (2005:12), perkembangan individu berlangsung sepanjang hayat, dimulai sejak masa pertemuan sel ayah dengan sel ibu dan berakhir pada saat kematiannya. Perkembangan individu manusia itu bersifat dinamis, perubahannya kadang-kadang lambat tetapi juga bisa cepat, hanya berkenaan dengan salah satu aspek atau beberapa aspek berkembang serempak. Perkembangan tiap individu juga tidak selalu sama, seorang berbeda dengan orang lainnya.
Proses perkembangan pada manusia terjadi dikarenakan manusia mengalami kematangan dan proses belajar dari waktu ke waktu. Kematangan adalah perubahan yang terjadi pada individu dikarenakan adanya pertumbuhan fisik dan biologis, misalnya seorang anak yang beranjak menjadi dewasa akan mengalami perubahan pada fisik dan mentalnya.
Sedangkan belajar adalah sebuah proses yang berkesinambungan dari sebuah pengalaman yang akan membuat suatu individu berubah dari tidak tahu menjadi tahu (kognitif), dari tidak mau menjadi mau (afektif) dan dari tidak bisa menjadi bisa (psikomotorik), misalnya seseorang anak yang belajar mengendarai sepeda akan terlebih dahulu diberi pengarahan oleh orang tuanya lalu anak tersebut mencoba untuk mengendarai sepeda hingga menjadi bisa. Proses kematangan dan belajar akan sangat menentukan kesiapan belajar pada seseorang, misalnya seseorang yang proses kematangan dan belajarnya baik akan memiliki kesiapan belajar yang jauh lebih baik dengan seseorang yang proses kematangan dan belajarnya buruk.
Manusia dalam perkembangannya mengalami perubahan dalam berbagai aspek yang ada pada manusia dan aspek-aspek tersebut saling berhubungan dan berkaitan. Aspek-aspek dalam perkembangan tersebut diantaranya adalah aspek fisik, mental, emosional, dan sosial. Semua manusia pasti akan mengalami perkembangan dengan tingkat perkembangan yang berbeda, ada yang berkembang dengan cepat dan ada pula yang berkembang dengan lambat. Namun demikian dalam proses perkembangan terdapat nilai-nilai universal yang dimiliki oleh semua orang yaitu prinsip perkembangan. Prinsip perkembangan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: Perkembangan terjadi secara terus menerus hingga manusia meninggal dunia. Kecepatan perkembangan setiap individu berbeda-beda. Semua aspek perkembangan saling berkaitan dan berhubungan satu sama lainnya. Arah perkembangan individu dapat diprediksi Perkembangan terjadi secara bertahap dan tiap tahapan mempunyai karakteristik tertentu.

Tahapan dan Tugas Perkembangan Serta Implikasinya Terhadap Perlakuan Pendidik
Asumsi bahwa anak adalah orang dewasa dalam skala kecil (anak adalah orang dewasa mini) telah ditinggalkan orang sejak lama, sebagaimana kita maklumi bahwa masa anak-anak adalah suatu tahap yang berbeda dengan orang dewasa. Anak menjadi dewasa melalui suatu proses pertumbuhan bertahap mengenai keadaan fisik, sosial, emosional, moral dan mentalnya. Seraya mereka berkembang, mereka mempunyai cara-cara memahami bereaksi, dan mempresepsi yang sesuai dengan usianya. Inilah yang oleh ahli psikologi disebut tahap perkembangan.
Robert Havighurst (dalam El Idhani, 2005) membagi perkembangan individu menjadi empat tahap, yaitu masa bayi dan kanak-kanak kecil (0-6 tahun), masa kanak-kanak (6-12 tahun), masa remaja atau adoselen (12-18 tahun), dan masa dewasa (18 -…tahun). Selain itu, Havighurst mendeskripsikan tugas-tugas perkembangan (development task) yang harus diselesaikan pada setiap tahap perkembangan sebagai berikut:
a.  Tugas Perkembangan Masa Bayi dan Kanak-kanak kecil (0-6 tahun):
Tugas perkembangan masa bayi dan kanak-kanak kecil yaitu belajar berjalan, belajar makan makanan yang padat, belajar berbicara/berkata-kata, belajar mengontrol pembuangan kotoran tubuh, belajar tentang perbedaan kelamin dan kesopanan / kelakuan yang sesuai dengan  jenis kelaminnya,, mencapai stabilitas fisiologis/ jasmaniah,Pembentukan konsep sederhana tentang kenyataan sosial dan kenyataan fisik, belajar berhubungan diri secara emosional dengan orang tua saudara -saudaranya, dan orang lain, belajar membedakan yang benar dan yang salah dan pengembangan kesadaran diri / kata hati.
b.  Tugas perkembangan Masa-masa kanak-kanak (6-12 tahun):
Tugas perkembangan masa-masa kanak-kanak yaitu belajar keterampilan fisik yang perlu untuk permainan sehari-hari, pembentukan kesatuan sikap terhadap dirinya sebagai suatu organisme yang tumbuh, belajar bermain dengan teman-teman mainnya, belajar memahami peranan-peranan kepriaan atau kewanitaan, pengembangan kemahiran dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung, pengembangn konsep-konsep yang perlu untuk kehidupan sehari-hari, pengembangn kesadaran diri moralitas, dan suatu skala nilai-nilai, penembangn kebebasan pribadi, pengembangan sikap-sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga.
c.  Tugas perkembangan masa Remaja / adoselen (12-18 tahun) :
Tugas perkembangan masa Remaja / adoselen (12-18 tahun) yaitu mencapai peranan sosial dan hubungan yang lebih matang sebagai laki-laki / perempuan serta kebebasan emosional dari orang tua, memperoleh jaminan kebebasan ekonomi dengan memilih dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan, mempersiapkan diri untuk berkeluarga, mengembangkan kecakapan intelektual serta tingkah laku yang bertanggungjawab dalam masyarakat.
d. Tugas perkembangan pada masa Dewasa (18-…)
1. Masa dewasa awal: Tugas masa dewasa awal yaitu memilih pasangan hidup dan belajar hidup bersama, memulai berkeluarga, mulai menduduki suatu jabatan/pekerjaan.
2. Masa dewasa tengah umur: Tugas masa dewasa tengah umur yaitu mencapai tanggung jawab sosial dan warga negara yang dewasa, membantu anak belasan tahun menjadi dewasa, menghubungkan diri sendiri kepada suami/isteri sebagai suatu pribadi, menyesuaikan diri kepada orang tua yang semakin tua.
b. Tugas perkembangan usia lanjut :
Tugas perkembangan usia lanjut yaitu menyesuaikan diri pada kekuatan dan kesehatan jasmani, menyesuaikan diri pada saat pensiun dan pendapatan yang semakin berkurang, dan menyesuaikan diri terhadap kematian,terutama banyak beribadah.     
Tugas – tugas yang harus dijalankan atau diselesaikan oleh setiap indvidu sepanjang hidupnya seperti tertera di atas, membari kemudahan kepada para pendidik pada setiap jenjang dan tingkat pendidikan untuk:
a. Menentukan arah pendidikan
b. Menentukan metode atau belajar anak-anak agar mereka mampu menyelesaikan tugas perkembangannya.
c. Menyiapkan materi pelajaran yang tepat.
d. Menyiapkan pengalaman belajar yang cocok dengan tugas perkembangan itu.

0 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...