02 Oktober 2012

EKOLOGI PERAIRAN


Ekologis pertama kali diperkenalkan oleh seorang bangsa Jerman bernama Ernst Haeckel pada tahun 1870, dimana dalam tulisannya dikemukakan bahwa ekologi berasal dari bahasa Yunani yaitu “Oikos” berarti lingkungan tempat hidup dan “Logos” yang berarti ilmu. Sehingga ekologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara organisme hidup dengan lingkungannya.
Lingkungan mempunyai arti luas, antara lain menyangkut sifat fisika dan sifat kimia tempat tinggal organisme tersebut. Sedang orgnisme adalah sesuatu yang hidup atau mahkluk hidup yang pada umumnya terdiri dari individu. Individu sejenis akan membentuk populasi. Berbagai populasi organisme yang menempati daerah tertentu membentuk suatu komunitas. Bila mana komunitas tersebut dengan lingkungannya (abiotik) berfungsi bersama-sama terbentuk ekosistem. Jadi ekosistem terbatas pada suatu daerah tertentu dari alam, terdiri dari mahkluk hidup dan benda mati yang berhubungan erat dan saling mempengaruhi (berintegrasi) untuk membentuk suatu keadaan tertentu yang lebih kompleks antara bagian yang hidup dan bagian yang mati.

Ekologi Perairan Air Tawar
Hanya 3% air muka bumi ini adalah air tawar. Sebagian besar (kira-kira 99%) dari padatnya dapat membeku dalam glasier dan es atau terbenam dalam akuifer. Sisanya terdapat dalam danau, kolam, sungai, dan aliran, dan disitu menyediakan bermacam habitat untuk komunitas hayati.
Danau dan kolam. Penelitian menunjukan bahwa danau yang dalam terdiri atas tiga zona utama, masing-masing dengan ciri komunitas organisme. Tepian danau dinamakan zona litoral. Di sini cahaya sampai di dasarnya. Produsen di zona litoral adalah tumbuhan yang berakar sampi ke dasar dan juga algae yang menempel pada tumbuhan tadi dan pada setiap subtrat pada lainnya. Ada berbagai macam konsumen, biasanya mencakup krustasea kecil, cacing pipih, larva serangga, dan siput, demikian pula bentuk yang lebih besar seperti katak, ikan, dan kura-kura.
Zona limnetik merupakan lapisan air terbuka dan di sini masih dapat terjadi produksi primer. Makin ke dalam kita turun di zona di limnetik, jumlah cahaya yang tersedia untuk fotosintesis makin berkurang sampai sampai pada kedalaman dengan laju fotosintesis produsen menjadi sama dengan laju respirasinya. Pada tahapan ini, tidak terjadi produktifitas primer bersih. Zona limnetik lebih dangkal dalam air keruh daripada di air jernih, dan merupakan ciri yang jauh lebih penting bagi danau daripada bagi kolam. Kehidupan dalam zona limnetik didominasi oleh mikroorganisme terapung, disebut plankton, dan hewan yang berenang secara aktif, disebut nekton.
Produsen dalam ekosistem ini ialah algae plankton. Konsumen primer mencakup krustasea terapung mikroskopik (misalnya ; Daphnia Cyclops) dan rotifera. Hewan-hewan ini adalah zooplankton. Nekton cenderung merupakan konsumen sekunder (atau lebih tinggi). Tercakup didalamnya serangga yang berenang dan ikan. Pada umumnya, nekton bergerak bebas di antara zona litoral dan zona limnetik.
Banyak danau (tetapi sedikit kolam) yang sangat dalam sehingga tidak cukup cahaya mencapai kedalaman yang lebih bawah untuk menunjang produkfitas primer bersih. Zona ini dinamakan zona profundal.
Karena tidak ada produkfitas primer bersih, kehidupan dalam zona profundal untuk kalorinya bergantung pada bahan organik yang dialirkan dari zona litoral dan zona limnetik. Zona ini terutama dihuni oleh konsumen primer yang hidup dari serasah ini. Istilah benthos digunakan untuk menggambarkan setiap organisme yang hidup di dasar. Sedimen yang terdapat di dasr zona profundal juga menunjang populasi besar dari bakteri dan fungi. Pembusuk ini menguraikan bahan organic yang mencapainya, membebaskan nutrien organik untuk daur ulang. Dengan aktifitas kedua mikroorganisme itu, bagian akhir energi yang mengalir melalui jaring-jaring makan di danau dihamburkan kealam sekitarnya. Di daerah dengan perubahan musim yang nyata sekali, pemanasan permukaan suatu danau dalam musim panas mencegah airnya bercampur dengan air yang lebih dalam. Hal ini disebabkan air hangat kurang padat atau pekat daripada yang dingin. Air permukaan mapu memperoleh oksigen terlarut – sebagian dari udara diatas dan juga, karena terdapat di zona limnetik, sebagian dibebaskan ke dalam air dalam fotositesis. Tetapi air di zona protofundal, karena ditiadakan dari kedua sumber oksigen ini, menjadi tergenang. Akan tetapi, dalam musim gugur ketika permukaan air menjadi sejuk, maka menjadi lebih pekat dan mengendap di dasar danau, dan membawa oksigen bersamanya. Hal ini disebut penjungkirbalikan musim gugur. Fenomena serupa, penjungkirbalikan musim semi, terjadi bila es meleleh.
Sungai dan muara. Tempat tinggal yang disediakan oleh sungai dan muara adalah berbeda dibandingkan danau dan kolam. Sebab aliran air akan senantiasa menambah oksigen. Banyak spesies yang hidup di sini, seperti ikan, telah beradaptasi dengan kadar oksigen tinggi. Bila hal ini menjadi tereduksi – misalnya, disebabkan polusi limbah atau materi organik lain – dapat menjadikan pertumbuhan ikan secara massal. Walaupun fotosintesis dapat di temukan di muara, tapi itu memainkan peran yang lebih kecil (pada rantai makanan) dibanding dalam danau dan kolam. Bagian terbesar energi yang tersedia untuk konsumen di air yang mengalir berasal dari daratan, seperti dari daun jatuh.
Berdasarkan hasil praktikum yaitu di Desa Cureh Tunong Kecamatan Mamplam dapat kami uraikan jumlah individu/spesies ikan yang terdapat didaerah tersebut, yaitu Tawes berjumlah 50 ekor, Nila Gip 2 ekor, Gurami 3 ekor, Nila Merah 1 ekor dan Ikan Mas 2 ekor.

Ekologi Manggove
Kata ‘mangrove’ merupakan kombinasi antara bahasa Portugis mangue dan bahasa Inggris grove . Dalam bahasa Inggris, kata mangrove digunakan untuk komunitas tumbuhan yang tumbuh di daerah jangkauan pasang surut dan untuk individu-individu spesies tumbuhan yang menyusun komunitas tersebut. Sedang dalam bahasa Portugis kata ’mangrove’ digunakan untuk menyatakan individu spesies tumbuhan, sedangkan kata ’mangal’ digunakan untuk menyatakan komunitas tumbuhan tersebut. Sedangkan menurut FAO, kata mangrove sebaiknya digunakan untuk individu jenis tumbuhan maupun komunitas tumbuhan yang hidup di daerah pasang surut.
Secara ringkas ekosistem mangrove terbentuk dari unsur-unsur sebagai berikut :
a. Spesies pohon dan semak yang benar-benar memiliki habitat terbatas di lingkungan mangrove (exclusive mangrove).
b. Spesies pohon dan semak yang mampu hidup di lingkungan mangrove dan di luar lingkungan mangrove (non-exclusive mangrove).
c. Berbagai biota yang hidupnya berasosiasi dengan lingkungan mangrove, baik biota yang keberadaannya bersifat menetap, sekedar singgah mencari makan maupun biota yang keberadaannya jarang ditemukan di lingkungan mangrove.
d.Berbagai proses yang terjadi di ekosistem mangrove untuk mempertahankan keberadaan ekosistem mangrove itu sendiri.
e. Hamparan lumpur yang berada di batas hutan sebenarnya dengan laut.
f. Sumber daya manusia yang berada di sekitar ekosistem mangrove.
Hutan mangrove dapat ditemukan di pesisir pantai wilayah tropis sampai sub tropis, terutama pada pantai yang landai, dangkal, terlindung dari gelombang besar dan muara sungai. Secara umum hutan mangrove dapat berkembang dengan baik pada habitat dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Jenis tanah berlumpur, berlempung atau berpasir, dengan bahan bentukan berasal dari lumpur, pasir atau pecahan karang/koral
b. Habitat tergenang air laut secara berkala, dengan frekuensi sering (harian) atau hanya saat pasang purnama saja. Frekuensi genangan ini akan menentukan komposisi vegetasi hutan mangrove
c. Menerima pasokan air tawar yang cukup, baik berasal dari sungai, mata air maupun air tanah yang berguna untuk menurunkan kadar garam dan menambah pasokan unsur hara dan lumpur
d. Berair payau (2-22%) sampai dengan asin yang bisa mencapai salinitas 38%.
Secara umum hutan mangrove memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Tidak dipengaruhi oleh iklim, tetapi dipengaruhi oleh pasang surut air laut (tergenang air laut pada saat pasang dan bebas genangan air laut pada saat surut).
b. Tumbuh membentuk jalur sepanjang garis pantai atau sungai dengan substrat anaerob berupa lempung (firm clay soil), gambut (peat), berpasir (sandy soil) dan tanah koral.
c. Struktur tajuk tegakan hanya memiliki satu lapisan tajuk (berstratum tunggal). Komposisi jenis dapat homogen (hanya satu jenis) atau heterogen (lebih dari satu jenis). Jenis-jenis kayu yang terdapat pada areal yang masih berhutan dapat berbeda antara satu tempat dengan lainnya, tergantung pada kondisi tanahnya, intensitas genangan pasang surut air laut dan tingkat salinitas.
d. Penyebaran jenis membentuk zonasi. Zona paling luar berhadapan langsung dengan laut pada umumnya ditumbuhi oleh jenis-jenis Avicennia spp dan Sonneratia spp (tumbuh pada lumpur yang dalam, kaya bahan organik). Zona pertengahan antara laut dan daratan pada umumnya didominasi oleh jenis-jenis Rhizophora spp. Sedangkan zona terluar dekat dengan daratan pada umumnya didominasi oleh jenis-jenis Brugiera spp.

Ekologi Air Laut
Ekosistem berasal dari kata bahasa asing Geobiocoenosis, Geobiocoenosis mempunya dua kata dan masing-masing artinya yakni Biocoenosis yang  berarti komponen Biotik dan Geocoenosis yang berarti  komponen abiotik.  Jadi Ekosistem adalah suatu sistem ekologi  yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.
Ekosistem terdiri dari komponen yang bekerja secara teratur sebagai suatu kesatuan sehingga ekosistem terbentuk oleh komponen hidup dan tak hidup di suatu tempat yang berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur. Menurut sifatnya ekosistem mempunyai dua komponen yang saling berketergantungan yaitu:
1. Komponen Biotik misalnya Bakteri, Plankton, Benthos, Ikan dll,
2. Komponen Abiotik misalnya Air, Gas, Tanah dll.
Komponen ekosistem berdasarkan Tropic Level atau tingkat makan- memakan pada suatu ekosistem yaitu:
1. Autotrophic : organisme yang mampu mensistesis makanannya sendiri yang berupa bahan organik dari bahan-bahan anorganik sederhana dengan bantuan sinar matahari dan zat hijau daun (klorofil).
2. Heterotropic : menyusun kembali dan menguraikan bahan-bahan organik kompleks yang telah mati ke dalam senyawa anorganik sederhana.
Pada suatu ekosistem terdapat perbedaan-perbedaan antara ekosistem yang satu dengan yang lainnya, karena pada suatu ekosistem mempunyai ciri khas tersendiri. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kondisi iklim (hutan hujan, hutan musim, hutan savana), perbedaan letak dari permukaan laut, topografi, dan formasi geologik (zonasi pada pegunungan, lereng pegunungan yang curam, lembah sungai), perbedaan kondisi tanah dan air tanah (pasir, lempung, basah, kering).
Laut tropis mempunyai keunikan tersendiri dibandingkan dengan laut subtropis maupun laut kutub, karakteristik yakni di laut Tropis sinar matahari terus menerus sepanjang tahun (hanya ada dua musim, hujan dan kemarau), hal tersebut merupakan kondisi optimal bag produksi fitoplankton dan konstant sepanjang tahun, untuk kawasan Laut Subtropis intensitas sinar matahari bervariasi menurut musim (dingin, semi, panas dan gugur), otomatis tingkat produktifitas akan berbeda pada setiap musim. Musim semi (tinggi), dingin (sangat rendah) sedangkan laut Kutub masa produktifitas sangat pendek (Juli atau Agustus), musim panas (fitoplankton tumbuh).
Pada suatu ekosistem makhluk hidup tidak hanya menempati, berkembang biak, makan dan yang lainnya akan tetapi peranannya dalam komunitas dan posisisnya pada gradient lingkungan tidak hanya tergantung dimana organisme tadi hidup, tetapi juga pada apa yang dilakukan organisme termasuk mengubah energi, bertingkah laku, bereaksi, mengubah lingkungan fisik maupun biologi dan bagaimana organisme dihambat oleh spesies lain disebut niche (Relung). Niche juga menjelaskan tentang kepadatan populasi, metabolisme secara kolektif, pengaruh faktor abiotik terhadap organisme, pengaruh organisme yang satu terhadap yang lainnya dan sebagai landasan untuk memahami berfungsinya suatu komunitas dan ekosistem dalam habitat utama.
Ekosistem di kawasan pesisir terdapat tiga habitat utama yaitu Ekosistem mangrove, ekosistem lamun dan ekosistem terumbu karang.
Secara bahasa mangrove berasal dari kata mangue/manggal (portugis) dan grove (inggris), jadi ekosistem mangrove yaitu suatu tipe ekosistem hutan yang tumbuh di suatu daerah pasang surut (pantai, laguna, muara sungai) yang tergenang pada saat pasang dan bebas pada saat surut. Karena memiliki hutan mangrove yang sangat luas di dunia, maka di Indonesia terdapat beberapa jenis mangrove yang ditemukan yaitu :
1.  Avicenniaceae (api-api, black mangrove, dll)
2.  Combretaceae (teruntum, white mangrove, zaragoza mangrove, dll)
3.  Arecaceae (nypa, palem rawa, dll)
4.  Rhizophoraceae (bakau, red mangrove, dll)
5.  Lythraceae (sonneratia, dll)
Hutan mangrove mempunya beberapa fungsi yang sangat penting bagi kehidupan di pesisir, yakni hutan mangrove berfungsi sebagai peredam gelombang dan angin, pelindung dari abrasi dan pengikisan pantai oleh air laut, penahan intrusi air laut ke darat, penahan lumpur dan perangkap sedimen, sebagai penghasil sejumlah besar detritus bagi plankton yang merupakan sumber makanan utama biota laut, juga sebagai habitat bagi beberapa satwa liar, seperti burung, reptilia (biawak, ular), dan mamalia (monyet),Sebagai daerah asuhan (nursery grounds), tempat mencari makan (feeding grounds), dan daerah pemijahan (spawning grounds) berbagai jenis ikan, udang dan biota laut lainnya, juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat ekowisata.
Dalam sebuah ekosistem yang terdapat beberapa populasi di dalamnya, maka akan terjadi interaksi antara individu dan populasi tersebut. Hubungan tersebut disebut hukum interaksi. Hukum interaksi tersebut meliputi :
  1. Interaksi netral yaitu hubungan yang saling tidak berpengaruh satu sama lain. Misalnya hubungan antara kambing dan tikus.
  2. Interaksi kompetisi yaitu hubungan antara komponen ekosistem yang saling bersaing satu sama lain untuk tujuan yang sama. Misalnya kerbau dan kambing yang sama-sama bersaing mengkonsumsi rumput. Atau harimau dan singa yang sama-sama berburu mangsa.
  3. Interaksi predasi yaitu hubungan dimana terjadi peristiwa memangsa dan dimangsa antara komponen ekosistem. Misalnya harimau memangsa kijang.
  4. Interaksi simbiosis mutualisme yaitu hubungan antar komponen ekosistem yang saling menguntungkan satu sama lain. Misalnya hubungan antara kerbau dengan burung yang memakan kutu di tubuh kerbau, kerbau diuntungkan dengan tidak adanya kutu dan burung diuntungkan karena mendapat makanan.
  5. Interaksi simbiosis komensalisme yaitu hubungan antar komponen ekosistem dimana salah satu pihak diuntungkan, sedangkan pihak lain tidak diuntungkan dan tidak pula dirugikan. Misalnya hubungan antara anggrek yang menempel pada tumbuhan.
  6. Interaksi simbiosis parasitisme yaitu hubungan antar kompoen ekosistem dimana salah satu pihak diuntungkan, sedangkan pihak lain dirugikan. Misalnya hubungan antara benalu dan tumbuhan.
  7. Hubungan antibiosa atau amensalisme yaitu hubungan antar komponen ekosisem dimana salah satu pihak dapat mengahmbat kehidupan yang lain. Misalnya hubungan antara alelopaty dari gulma.
Dalam niche sendiri terdapat faktor pembatas diantaranya yaitu proses kehidupan dan kegiatan makhluk hidup pada dasarnya akan dipengaruhi dan mempengaruhi faktor-faktor lingkungan, seperti cahaya, suhu atau nutrien dalam jumlah minimum dan maksimum.
Dalam hubungannya dengan ekosistem, mungkin kita bertanya-tanya bagaimana nutrien tersebut masuk ke suatu ekosistem, caranya yaitu melalui proses Weathering, Atmospheric Input, Biological Nitrogen Fixation, Immigration. Nutrien pada ekosistem ada yang masu otomatis ada juga yang keluar karena untuk menyeimbangkan kadar nutrien di dalam ekosistem tersebut, beberapa cara keluarnya nutrien dari suatu ekosistem yaitu Erosion,  Leaching, intrusi,  Gaseous Losses, pembuangan berupa gas,  Emigration and Harvesting.
Semua mahluk hidup pasti mengalami berbagai siklus kehidupan, diantaranya siklus biogeokimia. Siklus Biogeokimia yaitu dinamakan siklus karena terjadi terus menerus dan Biogeokimia yaitu adanya perubahan dari biosfer yang hidup dan tak hidup yang menyangkut materi, sehingga siklus biogeokimia adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik.
Dalam siklus Biogeokimia terdapat beberapa siklus yang mempengaruhi siklus Biogeokimia, yaitu :
1. Siklus Nitrogen
Sebenarnya udara di dunia ini kandungan yang paling banyak adalah Nitrogen hampir 75% lebih Nitrogen yang terkandung di udara ini, Nitrogen di atmosfer buakan hanya berbentuk N (nitrogen) saja, nitrogen yang terdapat di atmosfer melainkan berbentuk NH3 (nitrit) dan yang lainnya, Nitrogen juga bisa mengikat Hidrogen (H) hanya saja dibantu oleh kilat atau petir. Tumbuhan mendapatkan nitrogen dari dalam tanah berupa amonia (NH3), ion nitrit (No2-), dan ion nitrat (No3-).
2. Siklus Fosfor
Fosfor dialam terdapat dua bentuk yaitu fosfat organik yang terdapat pada hewan dan tumbuhan dan fosfat anorganik terdapat pada air dan tanah. Di alam hewan atau tumbuhan yang sudah mati akan diuraikan bersamaan dengan penhguraian tersebut fosfor juga mengurai yang tadinya fosfor tersebut adalah fosfat organik di uraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Setelah diuraikan menjadi fosfat anorganik, fosfat anorganik ini sebagian akan terlarut pada air tanah attaupun air laut. Fosfat yang terkandung pada air tanah dan air laut akan terkikis dan akan mengendap pada sedimen laut. Sementara itu fosfat dari batu atau fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik yang terlarut di air tanah dan air laut, kemudian fosfat yang terkandung pada air tanah itu akan diserap kembali oleh tumbuhan lagi.
3. Siklus Karbon dan Oksigen
Siklus ini adalah siklus biogeokimia yang terbesar karena terdapat beberapa hal yang terjadi pada siklus ini, yaitu karbon atau oksigen tinggal dalam tubuh, Respirasi oleh hewan, Sampah/sisa.
Kita tahu bahwa makhluk hidup hewan dan manusia membutuhkan oksigen, ketika kita menghisap oksigen oksigen akan masuk ke paru2, setelah oksigen masuk tubuh akan menyeimbangkan kondisinya dengan mengeluarkan karbondioksida, ketika karbon tersebut dikeluarkan oleh tumbuhan karbon ini dipergunakan untuk melakukan fotosintesis dan hasil dari fotosintesis tersebut oksigen dan energi. Karbon dan Oksigen 45%nya akan digunakan untuk pertumbuhan, kemudian 45%nya lagi untuk respirasi pada hewan dan 10% untuk DOC. Untuk kebutuhan di air laut, karbon dan oksigen masuk ke air laut secara difusi.
Makhluk hidup baik yang masih hidup atau yang sudah mati itu tersusun oleh materi-materi yang menyusunnya, dalam kehidupan makhluk hidup akan saling membutuhkan satu sama lainnya seperti makhluk hidup yang memanfaatkan materi-materi dari makhluk hidup yang mati maupun yang masih hidup untuk melangsungkan kehidupannya. Makhluk hidup agar supaya tetap melangsungkan kehidupannya terjadi kegiatan makan memakan yang disebut rantai makanan. Apabila salah satu makhluk hidup mati tidak akan mempengaruhi rantai makanan, karena masih ada makhluk hidup yang lainnya.

Komponen-komponen yang Terdapat pada Ekologi Perairan
A. Komponen Biotik
Komponen biotik dalam suatu ekosistem mencakup semua makhluk hidup yang hidup dalam ekosistem tersebut. Setiap makhluk hidup yang ada dalam ekosistem mempunyai peranan tertentu. Berdasarkan peranannya, komponen biotik suatu ekosistem dapat dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu produsen, konsumen, dan pengurai.
a. Produsen
Mencakup semua makhluk hidup yang mampu membuat makanannya sendiri. Contoh makhluk hidup yang mampu membuat makanannya sendiri adalah tumbuhan dan fitoplankton (anggota kelompok Protista), dan sebagian Monera. Tumbuhan merupakan produsen di daratan sedangkan fitoplankton merupakan produsen di perairan.
b. Konsumen
Mencakup semua makhluk hidup yang mendapatkan makanannya dengan cara memakan makhluk hidup lain. Binatang merupakan kelompok makhluk hidup yang bertindak sebagai konsumen.  Zooplankton (anggota kelompok Protista yang memakan fitoplankton) juga termasuk konsumen.
c. Pengurai
Mencakup semua makhluk hidup yang mendapatkan makanannya dengan cara menguraikan makhluk hidup lain yang telah mati. Beberapa makhluk hidup dari kelompok Monera (misalnya bakteri) dan jamur merupakan contoh makhluk hidup yang dalam ekosistem berperan sebagai pengurai.

B. Komponen Abiotik
a. Sinar Matahari
Keberadaan sinar matahari merupakan faktor penting dalam ekosistem. Tanpa sinar matahari produsen tidak akan bisa membuat makanan dan tanpa produsen konsumen juga tidak akan bisa bertahan hidup. Walaupun produsen membutuhkan sinar matahari, namun masing-masing memerlukan intensitas yang berbeda.
Sinar matahari sesungguhnya juga mempengaruhi binatang. Ada binatang yang memerlukan suasana terang untuk melihat, namun ada juga binatang yang hanya memerlukan sedikit cahaya untuk melihat.
b. Air
Air merupakan salah satu faktor abiotik yang sangat penting peranannya. Air bukan hanya berperan sebagai tempat hidup bagi makhluk hidup yang hidup di air, namun juga diperlukan oleh makhluk hidup yang hidup di darat. Tidak ada makhluk hidup yang bisa bertahan hidup tanpa air. Meskipun demikian kebutuhan makhluk hidup akan air sangat beragam. Ada makhluk hidup yang harus hidup dia air, misalnya ikan. Ada juga makhluk hidup yang hanya bisa bertahan hidup walaupun hanya tersedia air dalam jumlah yang sedikit, misalnya kaktus.
c.  Gas dan Mineral
Zat-zat kimia dalam betuk gas maupun mineral sangat diperlukan makhluk hidup. Sebagian besar makhluk hidup tidak akan bisa bertahan hidup tanpa oksigen. Sebaliknya ada makhluk hidup yang tidak membutuhkan karbon dioksida, namun tumbuhan justeru membutuhkannya untuk membuat makanan.
d.  Temperatur
      Makhluk hidup hanya dapat hidup dalam temperatur tententu. Makhluk hidup yang hidup di daerah dingin misalnya, tidak akan bisa hidup di daerah tropis yang panas dan demikian juga sebaliknya. Beruang kutub yang tempat hidupnya di kutub tidak akan bisa bertahan hidup di daerah yang panas.

0 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...