19 April 2013

10 TEMPAT WISATA DI BANDA ACEH

Kadang-kadang sulit mencari obyek wisata kota. Tapi tidak begitu jika datang ke Banda Aceh. Sebagai kota yang memiliki sejarah panjang, banyak sekali yang bisa dikunjungi di kota ini. Pelancong yang berkunjung ke sini dapat menikmati aneka obyek wisata Mulai dari wisata sejarah, wisata spiritual,  wisata kuliner, hingga kegiatan wisata untuk merenungi kekuatan alam sekaligus mempelajari fenomena tsunami sebagai sebuah pengetahuan.

Berikut 10 tempat yang hatus dikunjungi ketika melancong ke Banda Aceh:

1. Mesjid Raya Baiturrahman
Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh populer di kalangan pewisata sejarah atau pewisata kota. Ia pernah menjadi pusat pertahanan rakyat Aceh melawan kolonial Belanda. Mesjid ini pun menjadi satu-satunya bangunan yang tetap berdiri saat bangunan lain bersih disapu gelombang  tsunami pada Desember 2004. 

Masjid Raya Baiturrahman ini mempunyai nilai yang tinggi bagi rakyat Aceh. Dibangun pada tahun 1022 H/1612 M di masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda sampai sekarang masih berdiri megah di tengah jantung kota Banda Aceh.
2. Taman Sari Gunongan
Gunongan dibangun pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda yang memerintah tahun 1607-1636.Bangunan ini disebut-sebut sebagai simbol dari cinta Sultan Iskandar Muda kepada permaisurinya, Putri Phang yang berasal dari Pahang, Malaysia. 

Dikisahkan sang permaisuri mengalami kesedihan dan rindu pada kampung halaman di tengah kesibukan sang suami sebagai kepala pemerintahan. Untuk menghibur permaisurinya, Sultan Iskandar Muda membangun sebuah taman sari yang sangat indah, lengkap dengan Gunongan sebagai tempat untuk menghibur diri agar kerinduan sang permaisuri pada suasana pegunungan di tempat asalnya terpenuhi. 

Selain sebagai tempat bercengkrama, Gunongan juga digunakan sebagai tempat berganti pakaian permaisuri setelah mandi di sungai yang mengalir di tengah-tengah istana. Brakel (1975) melukiskan dalam Bustan, gunongan ini dikenal sebagai gegunungan dari kata Melayu gunung dengan menambahkan akhiran ‘an’ yang melahirkan arti “bangunan seperti gunung” atau “simbol gunung”. Jadi gunongan adalah simbol gunung yang merupakan bagian dari taman-taman istana Kesultanan Aceh.

3. Kerkhof
Kerkhof Peutjeut terletak di Jalan Teuku Umar. Letaknya berseberangan dengan Gunongan. 

tempat ini merupakan kompleks pekuburan militer Belanda terluas di dunia. Lebih 2200 serdadu dan pasukan sipil Belanda yang gugur dalam Perang Aceh dikuburkan di sini. 

Kherkhoff  dibangun tahun 1880. Tempat ini jadi kuburan resmi Belanda sejak Perang Aceh meletus pada Maret 1873. Ketika bencana tsunami menyapu Banda Aceh pada Desember 2004, kerkhof sempat terendam air dan dibenamkan lumpur. namun kini, kompleks makam ini telah bersih dan terawat baik. 

4. Pinto Khop

Bangunan bersejarah yang terletak di pusat kota banda Aceh ini merupakan pintu penghubung antara Istana dan Taman Putroe Phang. Pinto khop dibangun pada masa Pemerintahan Sultan Iskandar Muda. 

Wujudnya berupa pintu gerbang yang berbentuk kubah.Selain sebagai penghubung, konon Pinto khop juga menjadi tempat beristirahat putroe phang setelah lelah berenang di kolam yang ada di gunongan. Letaknya memang dekat dengan gunongan. Di sanalah dayang-dayang membasuh rambut sang permaisuri,di sana juga terdapat kolam untuk sang permaisuri mandi bunga.

5. Makam Sultan Iskandar Muda
Urutan pertama hingga empat, menyinggung nama Sultan Iskandar Muda. Sang Sultan Sendiri dimakamkan di kota Banda Aceh. Makamnya menjadi salah satu tempat sejarah yang ramai dikunjungi wisatawan. 

Pengunjung yang berziarah ke makam ini, dapat mengenang betapa sang sultan merupakan tokoh penting dalam sejarah kesultanan Aceh. Kerajaan Aceh pernah mengalami masa kejayaan, kala Sultan memerintah di Kerajaan Aceh Darussalam pada tahun 1607-1636. Pada masa pemerintahan beliau, kerajaan Islam Aceh menduduki peringkat kelima kerajaan Islam terbesar di dunia.

6. Masjid Baiturrahim Ulee Lheue

Masjid Baiturrahim adalah masjid bersejarah peninggalan Sultan Aceh pada abad ke-17. Dahulu, masjid tersebut bernama Masjid Jami’ Ulee Lheu. Pada 1873 ketika Masjid Raya Baiturrahman dibakar Belanda, semua jamaah masjid terpaksa melakukan salat Jumat di Ulee Lheue. Dan sejak saat itu namanya menjadi Masjid Baiturrahim. 

Terjangan tsunami pada 26 Desember 2004 silam meratakan seluruh bangunan di pesisir Ulee Lheu, Banda Aceh. Dan Masjid Baiturrahim menjadi satu-satunya bangunan yang tetap berdiri di kawasan pesisir tersebut meski tersapu Tsunami dan hanya mengalami kerusakan sekitar 20 persen. Karenanya masyarakat Aceh sangat mengaguminya, dan para pelancong menjadikannya sebagai salah satu tujuan wisata spiritual. 

7. Museum Aceh
Bangunan utama museum ini berupa rumah tradisional aceh atau Rumoh Aceh. Rumah ini memiliki sejara tersendiri, yakni merupakan rumah yang dibangun semasa Pameran Kolonial (1914) di Semarang. Pada saat pameran tersebut, rumah tradisional ini berhasil menyabet penghargaan paviliun terbaik.

Seluruh bangunan kemudian diboyong ke Banda Aceh dan diresmikan sebagai Atjeh Museum pada tanggal 31 Juli 1915. Dengan demikian menempatkannya sebagai salah satu museum bersejarah panjang di Bumi Nusantara.


8. Museum Tsunami
Obyek wisata ini merupakan sebuah museum baru yang khusus dibangun untuk mengenang gempa bumi Samudra Hindia 2004. Keberadaanya juga sekaligus menjadi pusat pendidikan dan tempat perlindungan dari tsunami.

Museum yang dirancang oleh arsitek Indonesia Ridwan Kamil ini menampilkan simulasi elektronik gempa bumi Samudra Hindia 2004, foto-foto korban, dan kisah dari korban selamat.


9. Kapal Di Atas Rumah Lampulo

Kapal Di Atas Rumah di Lampulo adalah salah satu dari dari kapal-kapal yang terdampar kedaratan pada saat terjadi bencana Tsunami yang melanda Banda Aceh pada Desember 2004. Gelombang tsunami membawa kapal ini ke daratan hingga terdampar di atas rumah penduduk di kawasan Gampong Lampulo Kecamatan Kuta Alam.

Pemerintah Kota Banda Aceh mempertahankan keberadaan kapal ini hingga sekarang. Menjadi monumen untuk mengingat peristiwa tersebut. Kini situs peringatan tsunami dalam wujud kapal ini menjadi satu tujuan wisata oleh para pelancong yang ingin mengenang kedahsyatan maha-bencana tsunami beberapa tahun silam.


10. Kapal PLTD Apung
Kapal PLTD Apung ini memiliki bobot 2.600 ton. Ukuran panjangnya 63 meter dan luas 1.900 M2. Bisa dibayangkan bisa dibayangkan beban dan besarnya kapal.

Ketika gelombang tsunami menyapu Banda Aceh pada Desember 2004, gelombang tsunami menghempaskan banyak kapal dari lautan ke darat. Salah satunya adalah kapal PLTD apung. Kapal ini terlempar sejauh 3 m dari pantai.

Kapal ini menjadi satu monumen untuk mengenang maha-bencana tsunami Aceh. Sekaligus untuk mengingatkan manusia, betapa kuatnya kuasa Allah.

0 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...