19 April 2013

WISATA GERILYA, JELAJAHI RUTE BASIS GERILYAWAN GAM

Ini adalah wisata menyusuri rute gerilyawan GAM saat Aceh masih dalam suasana konflik bersenjata. Dipandu langsung mantan gerilyawan.
SEBELUM Perjanjian Helsinki ditandatangani, 15 Agustus 2005, bumi Serambi Mekkah mungkin salah satu wilayah konflik yang jarang dimasuki wisatawan. Delapan tahun setelah damai itu diraih, dalam rangka Visit Aceh Year 2013, Aceh siap menjadi magnet bagi penikmat wisata alam dan sejarah.

Hutan dan gunung di wilayah Aceh yang dulu menjadi tempat persembunyian para gerilyawan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) kini beralih fungsi menjadi area rekreasi yang menawarkan sensasi petualangan. Bahkan, kegiatan outbound yang disebut Wisata Gerilya ini dipandu langsung oleh para mantan gerilyawan GAM yang sempat menjadi bagian dari konflik Aceh-RI selama lebih dari 29 tahun.

Kurang lebih 8 tahun telah berlalu bagi mantan panglima GAM operasi wilayah Lhoong, Jen dan rekan-rekannya berjuang untuk kemerdekaan Aceh. Selama 4 tahun ia bersembunyi di hutan di seputar wilayah Lhoong-Aceh Besar, bersama 60 anggota GAM lainnya. 

Setelah perjanjian perdamaian di tahun 2005, 40 anggota GAM yang bertahan, meninggalkan hutan tempat persembunyian mereka untuk kembali berkumpul dengan sanak saudara.
Mahasiswa Akademi Pariwisata Medan ikut tour wisata gerilya | @Dokumen Aceh Explorer Adventure Tours
Foto: @Dokumen Aceh Explorer Adventure Tours | img: atjehpost
Menapak kaki mendaki pegunungan di Lhoong, mengingatkan kembali Jen pada masa-masa perjuangannya dulu, meskipun jalur yang ia telusuri masih tetap sama namun bedanya kini ia tidak lagi membawa senjata. 

Kini Jen dan teman seperjuangannya telah memiliki profesi baru; Pemandu Wisata. Pendakian gunung dan kemampuan penyelamatan yang pernah menolongnya dalam pengejaran aparat keamanan (TNI/POLRI) sekarang telah menjadi potensi untuk bergandengan tangan membawa wisatawan ke dalam hutan yang sama untuk menikmati keindahan pegunungan beserta flora dan fauna di dalamnya di Lhoong di bawah payung Aceh Explorer Adventure Tours.

Aceh Explorer, sebagai pencetus paket wisata gerilya, mempunyai alasan yang kuat mengapa memilih mantan pejuang GAM dan korban konflik sebagai pemandu wisata, mereka memiliki banyak keahlian yang dibutuhkan sebagai seorang pemandu, misalnya; kepemimpinan, disiplin, dan kerja tim serta teknik penyelamatan diri di hutan. 
Menuruni tebing curam di Pudeng, Lhoong, Aceh Besar | Foto: @Dokumen Aceh Explorer Adventure Tours
Menuruni tebing curam di Pudeng, Lhoong, Aceh Besar | Foto: @Dokumen
Aceh Explorer Adventure Tours
Karena mereka telah merasakan kehidupan yang keras di hutan selama bertahun-tahun, maka pasti bisa mengharapkan mereka untuk menjadi pemandu menyusuri hutan. Secara langsung mereka mengetahui setiap rute yang ada di wilayah di mana mereka pernah aktif sebagai kombatan.

Beberapa tahun lalu, mantan Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, tersenyum mendengar usulan unik menjadikan bekas markas GAM sebagai kawasan wisata. Namun mengingat potensi ekowisata yang ada di Aceh dan penyediaan lapangan pekerjaan bagi putra daerah maka surat rekomendasi pun diberikannya untuk memulai program paket Wisata Gerilya tersebut. 

Bermodalkan surat rekomendasi tersebut, Aceh Explorer memulai programnya dengan mengunjungi beberapa kampung dan dengan cepat berhasil mengajak 15 mantan kombatan. Hingga kini telah bergabung sekitar 50 pemandu wisata di dalam Aceh Explorer dan sebagian besar adalah mantan pejuang GAM. Pada bulan Agustus 2012 Gubernur baru Zaini Abdullah juga telah memperbaharui surat rekomendasi tersebut demi kelancaran dan kelanjutan pelaksanaan program Wisata Gerilya.

Unik
Wisata gerilya merupakan hal baru yang unik yang di Indonesia hanya dapat ditemukan di Aceh. Oleh karena itu Aceh Explorer telah mengembangkan Wisata Gerilya di lokasi-lokasi tertentu di Aceh.

Meski mengalami luka dan pilu, para mantan pengikut GAM seperti Dede dan Doen tidak menyimpan dendam. ”Kami telah mengubur masa lalu kami. Kami bersyukur kedamaian di Tanah Rencong telah tercipta. Kami berharap Wisata Gerilya yang menjadi mata pencaharian kami sekarang bisa berkembang,“ kata Juni.
Minum dari dari akar pohon di Pucok Krueng, Aceh Besar | Foto: @Dokumen Aceh Explorer Adventure Tours
Minum dari dari akar pohon di Pucok Krueng, Aceh Besar
| Foto: @Dokumen Aceh Explorer Adventure Tours | img:atjehpost
Aceh Explorer Adventure Tours sangat optimis bahwa Wisata Gerilya di Aceh akan berkembang pesat layaknya di Vietnam. Dukungan dari pemerintah daerah dan pusat adalah modal utama dalam upaya mengembangkan konsep Wisata Gerilya. Dimulai oleh Reuters di tahun 2008, bagaikan gelindingan bola salju, puluhan media internasional lain juga telah berminat untuk mengikuti dan telah meliput paket wisata ini.

Promosi terus berlanjut melalui jejaring sosial (lihat: Facebook Jelajah Aceh), yang memperlihatkan banyaknya minat pengunjung dan tanggapan positif terhadap tour Wisata Gerilya yang telah berjalan 5 tahun dan berkembang ke beberapa lokasi di Aceh. Aceh juga telah menjadi contoh bagi negara lain yang juga sedang dalam masa pulih dari konflik seperti El Savador yang memulai Wisata Gerilya di tahun 2009 dan Nepal di tahun 2012.

Wisata Gerilya di beberapa wilayah di Aceh tidak kalah menarik dibanding wisata pantai Aceh atau scuba diving yang sudah terlebih dahulu terkenal. Potensi alam Aceh sangat mendukung Wisata Gerilya, selama dipahami secara positif, Wisata Gerilya tidak akan berkesan negatif. 
Dokumen Aceh Explorer Adventure Tours | Mantan GAM memandu wisatwan asing
Poin penting dari konsep Wisata Gerilya adalah pemberdayaan bagi ribuan mantan anggota GAM yang membutuhkan lapangan pekerjaan dan masih sulit mencari pekerjaan.

Menjadi pemandu wisata akan menjadi salah satu jalan keluar karena mereka melakukannya dengan baik dan sesuai dengan keahlian mereka. Perubahan profesi mantan anggota GAM menjadi pemandu Wisata Gerilya, justru akan membuka lebih banyak lapangan kerja baru di wilayah mereka. Sebab, penyediaan lapangan pekerjaan baru di Aceh masih relatif sulit, sementara jumlah mantan anggota GAM di Aceh sekitar puluhan ribu orang.

Riel (26), salah satu pemandu yang juga mantan prajurit GAM, mengaku senang menjalankan profesi barunya. "Saya tak punya banyak kepandaian, yang paling saya tahu adalah hutan," kata pria asal Aceh Besar itu.

Jen adalah mantan kombatan sebagai Panglima GAM yang beroperasi di wilayah Lhoong merupakan orang yang pertama bergabung dalam tim Aceh Explorer sebagai pemandu wisata. “Pasti kita terbayang pada kisah masa lalu…itulah kehidupan dan sejarah kita. 
John Penny, mantan Kepala Uni Eropa di Banda Aceh ikut tour | Foto: @Dokumen
Aceh Explorer Adventure Tours
Suatu hal yang sangat susah dilakukan di gunung. Saya lebih suka pekerjaan saya yang sekarang ini karena tidak ada percekcokan. Dan saya bangga sekali memperlihatkan kekayaan hutan kita. Saya mengharapkan agar dapat melakukan hal ini lebih sering lagi karena saya suka berada di hutan liar. Hal itu sudah pasti lebih baik dari pada duduk di rumah tidak melakukan apa-apa”, ujarnya.

Demikian pula dengan para pemandu lainnya yang kelihatan lebih senang dengan perubahan dari pejuang menjadi pemandu wisata.

“Bagi saya ini bukan merupakan hal yang aneh, karena merupakan pekerjaan yang baik. Saya sendiri senang sekali dapat bekerja bersama dengan teman-teman sebagai pemandu wisata” ujar Juni.

Mulai kini, di tengah suasana Aceh yang damai, semakin banyak mantan tentara memandu pelancong menyambangi bekas markas persembunyiannya ketika konflik berlangsung. 

Bagi para pecinta petualangan, Wisata Gerilya menjadi pilihan menarik karena tantangan yang ditawarkan relatif menguji adrenalin. Tim Aceh Explorer selalu memberi yang terbaik untuk mendapatkan kesan menarik dan banyak wisatawan akan berucap; Loen gisa lom u Aceh (saya akan kembali ke Aceh).

Jika memang Anda seorang petualang sejati, Anda harus mencicipi pertualangan yang satu ini.
____________________
Mendel John Pols alias Nurdin Hidayat, adalah pendiri Aceh Explorer Adventure Tours. Ia dapat dihubungi di saluran berikut:

Mobile: 087747198933

Email : acehexplorer@yahoo.com

Facebook: jelajah Aceh

Twitter: @acehexplorer





Sumber: ACW 

0 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...